Bawaslu Header

Geruduk Kejari, Puluhan Emak Laporkan Kasus Penipuan Kredit Fiktif

Gruduk: Puluhan emak dari Kelurahan Gu­nungsari men­datangi kantor kejari untuk mela­porkan dugaan penipuan kredit fiktif yang menimpa mereka, Kamis (18/7)-foto leo dampiari-

Kemudian, sambung R, dirinya diajak oleh seorang bernama Devi ke BRI di daerah Kedaton. R kemudian diminta menandatangani sebuah surat. "Itu seinget saya ada materainya. Saya kan orang miskin, nggak tau apa-apa dan dijanjiin bakal dikasih uang," kenangnya.

"Awalnya saya tu takut-takut. Tapi diyakinin kalo ini aman, dijamin gitu sama dia," lanjutnya.

R melanjutkan, sepulang dari Bank, dirinya diberi uang Rp250 ribu oleh Devi di dalam mobil. Terkait KTP serta KK, R mengaku, identitas dirinya itu sudah mereka dapatkan jauh hari sebelumnya.

"Udah lama kalo itu. Waktu itu pernah minta liat KTP sama KK saya. Kayak di poto-poto gitu," jelasnya.

Belakangan, R baru mengetahui bahwa perbuatan pelaku merupakan modus untuk mengajukan pinjaman di bank. "Nggak pake survey, langsung dikasih uang saya saat itu juga," terangnya.

Terpisah, narasumber lain berinisial ER menyatakan, sepengetahuannya modus tersebut sudah dijalankan pelaku sejak setahun terakhir. Namun masalah itu baru heboh sekitar dua pekan ini lantaran warga kaget karena ternyata banyak yang mengalami hal yang sama.

"Sejauh ini setahu saya sudah 130 sampai 132-an orang. Itu untuk warga yang di Gunungsari aja. Tempat lainnya nggak tau saya," ungkapnya.

Menurut ER, mulanya modus itu dilakukan oleh perempuan bernama Shinta. Di awal, warga yang berhasil direkrut diberi imbalan sebesar Rp300 ribu. "Barulah dia (Shinta) punya semacam bawahan gitu. Si Devi, Ester sama Ani," jelasnya.

Sejak itu, imbalan yang diberikan ke warga berkurang menjadi Rp250 ribu. Menurut ER, pinjaman uang yang diajukan ke bank bervariasi jumlahnya. Mulai dari yang terkecil Rp5 juta sampai yang terbesar Rp100 juta.

Imbalan yang diberikan juga beragam, tergantung dengan besaran pinjaman yang cair. "Ada warga sini yang bilang dikasih Rp1 juta, karena dia tau pinjamannya jumlahnya Rp50 juta," jelasnya.

Dijelaskan, ada beberapa warga yang identitasnya digunakan untuk pengajuan pinjaman 2 hingga 3 kali. "Kan kalo lancar, jumlah pinjamannya bisa ningkat ya," ucapnya.

Dikatakan ER, mereka sendiri tak mengetahui kemana dan untuk apa uang pinjaman tersebut. "Hebohnya sih udah 2 minggu ini, lantaran kita kaget dan baru sadar kalau banyak warga yang kena gitu," jelasnya.

ER meyakini, kasus ini mencuat karena pembayaran pinjaman ke pihak bank terlambat, sehingga mulai meresahkan dan akhirnya menjadi heboh.

Shinta sendiri kata ER, saat ini menghilang. Mereka tak mengetahui keberadaan Shinta. "Pernah waktu itu mau ke sini, sampe minta dikawal Bhabin Kamtibmas sama Babinsa karena takut dikepung warga kan. Tapi kayaknya nggak jadi deh," terangnya.

ER sendiri berharap agar pihak-pihak yang bersangkutan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik. "Ya bisa diselesaikanlah, bertanggung jawab," harapnya.

Tag
Share