Copot Banner Bakal Calon Bupati Waykanan, Camat Buay Bahuga Terlibat Cek-cok dengan Warga
Tangkapan layar perseteruan Camat Buay Bahuga dengan warga usai melepas banner salah satu balon bupati Waykanan. -Foto screenshot -
BLAMBANGANUMPU - Aksi melepas banner calon bupati Waykanan yang dilakukan oleh Camat Buaybahuga disoal.
Camat Buay Bahuga diduga melepas langsung banner salah satu calon bupati Waykanan Kadafi yang terpasang di pos ronda Kampung Bumiharjo, Buaybahuga.
Hal itu tentu saja membuat Dewi warga setempat yang memasang banner Resmen Kadafi di Pos Ronda tersebut berang dan langsung mencari sang camat ke kantornya.
Video perseteruan keduanya yang cekcok di Kantor Camat kemudian viral di Waykanan.
“Saya memang memasang banner tersebut malam hari dengan dibantu oleh warga sini, juga karena lokasinya memang dekat dengan rumah saya dan pos ronda itupun yang bangun kami bertiga bukan dibangun pemerintah, sehingga ketika pagi hari saya bangun tidur dikasih tahu kalau banner itu di lepas pak camat," kata Dewi.
Saat didatangi untuk konfirmasi, camat tersebut kata dia justru marah-marah. "Dia malah marah-marah sambil menunjuk-nunjuk saya sembari membawa bawa masalah pribadi saya, jelas saya tidak terima,” ujar Dewi.
Seharusnya sebagai camat kata Dewi tidak seharusnya langsung dicopot. Sebab bisa terlebih dahulu diberi tahu.
"Apalagi pos ronda itu berdiri di tanah warga, bukan milik pemerintah dan warganya juga setuju dan tidak melarang saya memasangnya. Jadi dimana salah saya?," herannya.
Terpisah Ali Hasan, tetangga Dewi membenarkan kejadian kejadian keributan di Kantor Camat Buaybahuga antara Camat setempat Edi Alamsyah dengan Dewi warga Kampung Bumiharga.
"Sebelum kejadian itu bu Dewi memang ke rumah saya meminta bantuan, karena ia merasa dizalimi oleh pak camat atas pencopotan banner Resmen Kadafi. Dan ia mengajak saya untuk datang ke kantor camat. Tetapi karena saya belum siap saya minta dia pergi terlebih dahulu dan saya akan menyusul," kata Ali Hasan.
Sesampainya saya di kantor camat, ia melihat Dewi dan Camat sudah terlibat adu mulut. "Dan dia (camat) malah mempersoalkan pribadi Dewi bukan masalah banner. Saya jadi heran dan akhirnya saat suami by Dewi datang saya melerai agar keduanya tidak berantam," paparnya. Karena tak ada penyelesaian, keduanya kemudiannya kembali ke rumah masing-masing.
Camat Buay Bahuga, Edi Alamsyah yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dimana menurut Edi banner yang dipasang di Pos Ronda itu sengaja dilepas karena dianggap melanggar aturan yang ada dipasang di fasilitas umum. Serta kesepakatan yang telah ada antara Pemerintah Kecamatan Buaybahuga dan Tim Tim Bakal Calon Bupati.
"Itu kan fasilitas umum (pos ronda), tidak boleh dipasanga banner semua calon, bukan hanya banner Resmen Kadafi tetapi Banner Ali Rahman juga kana kita copot kalau dipasang di fasum," kata Edi Alamsyah.
"Kenapa kami yang menertibkan karena Pilkada belum berjalan, kalau sudah berjalan akan hal itu menjadi kewenangan Bawaslu, namun sebelum Bawaslu bekerja, maka jadi tanggung jawab kami yang menertibkannya, “ ujar Edi Alamsyah.