RAHMAT MIRZANI

Masyarakat Limau Dilatih Buat Biochar dari Limbah Kulit Kakao

MEMBUAT BIOCHAR: Mahasiswa KKN Siger Berjaya mengadakan pelatihan serta sosialisasi pembuatan biochar dari limbah kulit kakao.--FOTO HUMAS UIN RIL

Juga Latih Pembuatan Tapis

TANGGAMUS – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Siger Berjaya Kelompok 34 gabungan mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (RIL), Universitas Lampung (Unila), dan Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengadakan pelatihan serta sosialisasi pembuatan biochar dari limbah kulit kakao di Pekon Tegineneng, Kecamatan Limau, Tanggamus. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat tentang pembuatan serta pemanfaatan biochar dari limbah kulit kakao.

Biochar merupakan arang hayati yang dihasilkan ketika limbah pertanian yang dipanaskan tanpa udara atau dengan udara yang sangat sedikit sehingga kaya akan karbon. Hasil pembakaran disaring. Biochar juga dapat disebut dengan pembenah tanah.

Melihat potensi komoditas sumber daya alam (SDA) di Kecamatan Limau, salah satunya adalah kakao dan limbah kulitnya yang terbuang sia-sia, mahasiswa KKN ini berinovasi dengan membuat biochar dari bahan tersebut.

Para peserta antusias mengikuti pelatihan. Tak hanya teori, tapi praktik langsung membuat biochar dari kulit kakao.

Salah satu peserta, Kepala Dusun 3 Pekon Tegineneng Oop Supandi,  mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih. “Kami berterima kasih atas ilmu yang bermanfaat ini. Dengan biochar dari kulit kakao, kami dapat mengolah limbah pertanian menjadi sesuatu yang bernilai dan meningkatkan produktivitas lahan,” ujarnya.

Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendorong pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan di Pekon Tegineneng. Hal tersebut juga disebut Climate Smart Agriculture.

Adapun manfaatnya di bidang pertanian, yakni meningkatkan kesuburan tanah, mempertahankan nutrisi di dalam tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air, memperbaiki struktur tanah yang rusak. Kemudian bagi lingkungan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi limbah biomassa/pertanian, dan membantu meningkatkan kualitas air tanah.

Dengan pelatihan dan sosialisasi ini, masyarakat Pekon Tegineneng siap mengimplementasikan teknologi biochar dari limbah kulit kakao. 

Terpisah, mahasiswa KKN Siger Berjaya Kelompok 37 mengadakan pelatihan kerajinan tapis di Pekon Padangratu, Kecamatan Limau, Tanggamus. Tujuannya mengembangkan budaya lokal dan meningkatkan keterampilan masyarakat dalam membuat kain tradisional tapis, warisan budaya Lampung. Pelatihan ini diikuti ibu-ibu dan remaja.

Para peserta diajarkan berbagai teknik dasar hingga lanjutan dalam membuat kain tapis. Termasuk pemilihan benang, teknik menyulam, dan cara merangkai motif tradisional khas Lampung seperti motif Pucuk Rebung.

Salah satu mentor pelatihan, Pipin Elya Sasmita, mengatakan bahwa praktik langsung lebih penting daripada hanya mempelajari teori.

“Ibu-ibu dan remaja di Pekon Padangratu ini sudah pasti mengetahui adat serta budaya Lampung. Tapi, ada baiknya mereka mempelajari dan mempraktikkannya langsung,” ujar Pipin.

Koordinator KKN Kelompok 37 Surohit berharap pelatihan ini dapat membantu menjaga dan merawat budaya di Provinsi Lampung dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

Tag
Share