RAHMAT MIRZANI

Bioekonomi Indonesia Bisa Jadi Senjata Diplomasi

SENJATA DIPLOMASI: Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono (kedua dari kanan) mengungkap potensi bioekonomi Indonesia dapat dijadikan senjata diplomasi yang kuat di kancah global.-FOTO ISTIMEWA -

Potensinya Tembus Rp3.374 TJ

JAKARTA - Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono mengungkap potensi bioekonomi Indonesia dapat dijadikan senjata diplomasi yang kuat di kancah global. Terlebih, sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Indonesia pun sangat mencukupi.

Hal itu disampaikan Diaz dalam diskusi Accelerating Circularity in Bioeconomy Industries yang diselenggarakan Bappenas di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat.

“Sekarang yang punya mimpi untuk menjadi global bioplastic hub di dunia itu Thailand. Indonesia harus punya visi itu. Berbicara sumber hayati kita banyak, alga, seaweed, singkong, tebu, sagu itu semua adalah bahan-bahan yang bisa kita gunakan untuk mendorong sektor bioplastik dan bioekonomi," kata Diaz, Senin (9/7).

 "Artinya, ini bisa kita jadikan senjata diplomasi regional atau pun dunia. Anda mau jadi global bioplastic hub, kita yang punya semua bahannya. Ini jadi senjata diplomasi sangat kuat di masa depan, tergantung bagaimana pemerintahan berikutnya menyikapi,” imbuhnya.

 BACA JUGA:OJK Terima 8.213 Laporan terkait Pinjol

Diaz mengatakan, Indonesia memiliki potensi hingga Rp3.374 triliun dari sektor ini. Nilai tersebut mencapai 15 persen dari PDB Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang sudah melimpah harus diikuti pengelolaan yang berhati-hati.

Menurut Diaz, banyak yang menyuarakan dibutuhkannya kelembagaan satu atap dalam pengembangan bioekonomi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan apa yang disarankan Diaz sebagai solusi tantangan bioekonomi nasional.

 “Ketika bicara mengenai potensi bioekonomi, bilateral, multilateral, kita perlu satu reorganisasi yang bisa mengatur kolaborasi semua pihak yang terlibat, biar semua merasa diajak. Artinya ada satu pihak yang benar-benar bertanggung jawab untuk keberlangsungan lingkungan hidup Indonesia," tegasnya.

 Diaz menilai pembentukan Kementerian Ekologi menjadi salah satu cara mewujudkan potensi bioekonomi. "Jangan sampai ketika bicara sustainability issue, jangan sampai kita tidak punya counter part yang jelas di dunia internasional," ungkapnya. (jpc)

 

Tag
Share