Perintah Allah yang Menguji Keimanan
Foto: Ilustrasi dream.co.id --
KISAH Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail, adalah salah satu cerita paling mengharukan dan penuh makna dalam sejarah Islam. Peristiwa ini bukan hanya menjadi lambang ketaatan dan pengorbanan, tapi juga mengajarkan nilai-nilai kepatuhan dan keikhlasan kepada umat muslim di seluruh dunia.
Berawal dari Nabi Ibrahim yang dikenal sebagai salah satu nabi paling taat dan setia kepada perintah Allah SWT. Suatu malam, Nabi Ibrahim mendapat wahyu melalui mimpi bahwa dia harus menyembelih putranya.
Mimpi tersebut datang berulang kali sehingga Nabi Ibrahim yakin bahwa ini adalah perintah langsung dari Allah Swt. Meskipun sangat berat, Nabi Ibrahim tahu bahwa itu adalah ujian dari Allah untuk menguji keimanan dan kepatuhan.
Sebelum melaksanakan perintah tersebut, Nabi Ibrahim dengan penuh kasih sayang dan kesabaran berbicara kepada putranya. Dalam Alquran Surah As-Saffat ayat 102 disebutkan bahwa Nabi Ibrahim berkata kepada Nabi Ismail.
”Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” ucap Nabi Ibrahim.
Dengan penuh keimanan dan ketaatan, Nabi Ismail menjawab. ”Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar,” ujar Nabi Ismail.
Meskipun perintah ini sangat berat, baik bagi seorang ayah maupun anak, keduanya menunjukkan ketaatan dan keikhlasan yang luar biasa. Nabi Ibrahim mempersiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan perintah Allah.
Ketika momen itu tiba, dengan hati yang penuh keteguhan iman, Nabi Ibrahim bersiap untuk menyembelih Nabi Ismail. Namun,atas kuasa Allah, pisau yang digunakan tidak mampu melukai Nabi Ismail.
Keteguhan iman dan ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail akhirnya diabadikan dengan cara yang luar biasa. Allah Swt kemudian menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba yang besar untuk disembelih.
Peristiwa ini diabadikan dalam Alquran Surah As-Saffat ayat 107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Dan menjadi dasar pelaksanaan ibadah kurban dalam agama Islam setiap Hari Raya Idul Adha.
Pelajaran dari kisah
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail inu mengandung banyak pelajaran penting. Pertama, ini adalah contoh keimanan dan kepatuhan kepada perintah Allah, tidak peduli seberapa beratnya perintah tersebut.
Kedua, ini adalah pelajaran tentang pengorbanan, kisah ini juga mengajarkan nilai pengorbanan demi menjalankan perintah Allah. Pengorbanan tersebut tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk keikhlasan dan keimanan.
Kisah ini juga menjadi dasar perayaan Idul Adha yang dikenal sebagai Hari Raya Kurban. Umat Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk penghormatan dan mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Daging kurban kemudian dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan mereka yang membutuhkan, sebagai wujud rasa syukur dan kebersamaan.