RAHMAT MIRZANI

Mahasiswa Teknik Sipil UBL ciptakan produk inovasi

MAHASISWA TEKNIK SIPIL UBL Gunakan fly ash, mahasiswa Teknik Sipil UBL menciptakan produk inovasi alat cetak agregat imitasi. -FOTO DOKUMENTASI-

BANDARLAMPUNG - Lampung merupakan salah satu provinsi yang masih menggantungkan kebutuhan energinya pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). 

Di Lampung terdapat beberapa PLTU. Sayangnya, PLTU ini menghasilkan limbah dari pembakaran batu bara berupa fly ash atau dikenal dengan abu terbang. 

Karena itu untuk memanfaatkan melimpahnya limbah fly ash tersebut, mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung (UBL) menciptakan produk inovasi Agregat Imitasi Berbahan Dasar Limbah FABA yang ramah lingkungan untuk memaksimalkan penggunaan fly ash.

BACA JUGA:Prodi PIAUD UIN RIL Gelar Seminar Internasional

Di bawah bimbingan Dr. Ir. Rajiman, S.T., M.T., M.M., IPM., ASEAN Eng., dan Ronny Hasudungan Purba, Ph.D., tim mahasiswa yang beranggotakan Rico Virawan dan Fajar Romadhon ini berhasil menciptakan agregat imitasi ramah lingkungan berbahan dasar fly ash beserta dengan alat cetak agregat imitasi tersebut. 

Dosen Pembimbing, Dr. Rajiman menyampaikan, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di laboratorium LIPI Lampung menunjukan bahwa fly ash memiliki kandungan kalsium yang tinggi sehingga sesuai untuk dijadikan agregat. 

Hal ini disebabkan, karena kandungan kalsium berpengaruh pada daya tekan dan kekuatan jika dimanfaatkan menjadi agregat. Meskipun memiliki potensi dan ketersediaan yang sangat besar, dapat diketahui bahwa fly ash di Indonesia dan khususnya di Lampung masih sedikit pengembangannya. 

"Flay Ash dalam jumlah besar dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan permasalahan kesehatan," sebut Dr. Rajiman.

BACA JUGA:Prodi PIAUD UIN RIL Gelar Seminar Internasional

Oleh karena itu, Tim Peneliti UBL ini melihat adanya kesempatan untuk memaksimalkan penggunaan fly ash, salah satunya sebagai agregat alami.

Dari hasil formulasi, agregat imitasi karya Tim dari Universitas Bandar Lampung memiliki keunggulan dibanding agregat alami. Selain unggul dalam kekuatan dan daya serap terhadap air, agregat imitasi dari fly ash cenderung lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi dampak pencemaran limbah FABA pada PLTU. 

Keunggulan lainnya adalah agregat imitasi dari fly ash ini dapat diaplikasikan menjadi beton sebagai bahan konstruksi. Serta, paving berpori karena memiliki kekuatan yang sama dengan beton atau paving yang menggunakan agregat alami. 

Hal ini yang menjadi nilai krusial terlebih untuk pengaplikasian di berbagai konstruksi.

Lebih rinci, Dr. Rajiman, menyampaikan bahwa ide tim penelitian dari Universitas Bandar Lampung (UBL) ini juga didukung pula peraturan terbaru pemerintah yang mengkategorikan fly ash bukan lagi sebagai limbah bahan berbahaya beracun (B3) sehingga memudahkan dalam pengolahan .

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan