Rektor UIN RIL Berbagi Inisiasi Hadapi Perubahan Iklim di IWGM Colombia
Editor: Syaiful Mahrum
|
Jumat , 07 Jun 2024 - 15:25
JADI PEMBICARA: Rektor UIN RIL Prof. Hi. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D. menjadi pembicara pada IWGM 2024.--FOTO HUMAS UIN RIL
BANDARLAMPUNG - Rektor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) Prof. Hi. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D. kembali menjadi pembicara pada International Workshop on UI GreenMetric (IWGM) 2024 yang diselenggarakan di Universidad del Rosario, Bogota, Colombia, Rabu (5/6).
Prof. Wan Jamaluddin menyampaikan presentasi mengenai inisiatif proaktif UIN RIL sebagai kampus nomor satu se-PTKIN versi UI GreenMetric dalam mengatasi perubahan iklim. Dengan judul University’s Initiatives in Confronting Climate Change Challenges: A Case Study at Raden Intan State Islamic University.
Prof. Wan Jamaluddin memulai presentasinya dengan memaparkan visi terwujudnya UIN RIL sebagai rujukan internasional dalam pengembangan ilmu keislaman integratif-multidisipliner berwawasan lingkungan. Visi ini mencerminkan komitmen UIN RIL untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan di mana keunggulan akademik dan tanggung jawab lingkungan berjalan seiring.
Prof. Wan Jamaluddin kemudian menjelaskan berbagai inisiatif UIN RIL dalam menghadapi perubahan iklim.
UIN RIL memiliki arboretum yang didedikasikan selain difungsikan untuk konservasi tumbuhan, juga merupakan habitat alami bagi beberapa spesies burung. Termasuk burung-burung yang dilindungi.
Kemudian kampus hijau ini juga memiliki 11 kolam buatan yang dirancang untuk konservasi berbagai spesies ikan dan menjaga keseimbangan ekologis.
UIN RIL telah menerapkan teknologi smart and green building, termasuk peralatan hemat energi dan sumber energi terbarukan.
Prof. Wan Jamaluddin menyampaikan, penggunaan energi/listrik terbarukan telah meningkat sebesar 2,33%. “Ini mencerminkan dedikasi kami untuk mengurangi jejak karbon kami dan mempromosikan praktik energi berkelanjutan. Komitmen ini tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga mendidik masyarakat kita tentang pentingnya hidup berkelanjutan,” terangnya.
Lebih lanjut, Prof. Wan Jamaluddin menjelaskan sejak 2021 UIN RIL telah tersertifikasi ISO 14001:2015 tentang sistem manajemen lingkungan. Sertifikasi ini menggarisbawahi pendekatan sistematis kampus terhadap manajemen lingkungan, memastikan bahwa inisiatif yang dilakukan dapat diukur dan efektif.
“Selama tiga tahun ke depan, kami akan fokus pada peningkatan jaringan transportasi hijau kami. Memprioritaskan sistem transportasi rendah karbon untuk lebih mengurangi emisi gas rumah kaca. Inisiatif ini bertujuan menciptakan jaringan transportasi yang lebih sehat dan adil bagi komunitas kami," kata Prof. Wan Jamaluddin.
Didukung oleh 11 kolam buatan dan sekitar 6.150 lubang resapan biopori, UIN RIL menerapkan strategi pengelolaan air yang komprehensif. Termasuk penyimpanan air tanah dan air hujan. Langkah-langkah ini secara signifikan meningkatkan upaya konservasi air, memastikan distribusi dan ketersediaan air yang efisien sepanjang tahun.
Prof. Wan Jamaluddin juga menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di UIN RIL sudah berjalan, termasuk program bank sampah dan daur ulang plastik serta kertas menjadi batu bata ramah lingkungan dan produk seni lainnya.
Inisiatif transportasi ramah lingkungan serta pendidikan dan penelitian mengenai topik keberlanjutan juga dilakukan oleh kampus.
IWGM 2024 berlangsung di Bogotá, dengan kegiatan di Universidad del Rosario pada 4 dan 5 Juni, di Pontificia Universidad Javeriana pada 6 Juni, dan di Exploring Natural Park Matarredonda pada 7 Juni.
Tema edisi kali ini, The Way Forward in Managing Energy and Climate Change, mencerminkan komitmen berkelanjutan UI GreenMetric dalam mendorong praktik berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran akan tantangan lingkungan global.
Meskipun melalui daring, presentasi Prof. Wan Jamaluddin disimak secara hybrid oleh para ahli dari universitas-universitas di Brazil, Belanda, Meksiko, Italia, Indonesia, Kanada, Amerika Serikat, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Filipina, Montenegro dan Kolombia, serta negara-negara lain. Mereka berbagi pengalaman di bidang energi dan manajemen perubahan iklim, seperti pengelolaan sampah, transportasi, pendidikan dan penelitian.
Acara ini tidak hanya memberikan ruang pertukaran pengetahuan dan pengalaman, namun juga menumbuhkan kolaborasi antar universitas untuk bersama-sama mengatasi tantangan lingkungan saat ini. (rls)