Bobby Nasution Siap Bertarung dengan Ahok di Pilkada Sumut 2024
SIAP LAWAN: Wali Kota Medan Bobby Nasution menyatakan siap menghadapi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada Sumatera Utara.-FOTO IST -
Menantu Presiden Joko Widodo itu terpantau mengenakan kemeja abu-abu tua dan celana cokelat muda.
Bobby tiba pada pukul 14.10 WIB. Menantu Presiden Joko Widodo itu terpantau mengenakan kemeja abu-abu tua dan celana cokelat muda.
Saat ditanyakan keperluan mendatangi kantor DPP PKB, Bobby meminta waktu untuk masuk ke dalam kantor PKB terlebih dahulu.
“Izin saya masuk ke dalam dulu ya,” ucap Bobby sembari memberi gestur salam, Selasa 4 Juni 2024.
Bobby pun berjanji akan memberikan keterangan usai menjalani UKK bersama petinggi DPP PKB.
Suami Kahiyang Ayu ini sendiri telah mendapatkan rekomendasi dari Partai Gerindra dan Golkar untuk bertarung dalam pilgub Sumatra Utara.
Sebelumnya Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan (DPP PKB) memberikan rekomendasi kepada 65 bakal calon kepala daerah (bacakada) untuk bertarung di Pilkada Serentak 2024.
Ketua Desk Pilkada PKB Abdul Halim Iskandar mengatakan 65 bakal calon kada itu dipilih dari 2.978 orang yang mendaftar di partainya. Dari 2.978 itu kemudian disaring menjadi 288 nama untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (UKK).
“Dari 288 calon kepala daerah yang sudah kami UKK, kami mengeluarkan 65 rekomendasi, untuk bupati atau wali kota. Belum ada satu rekomendasi pun untuk gubernur,” kata Halim di Kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu (29/5).
Halim mengatakan PKB mulanya hanya membuka pendaftaran untuk 2.000 bakal calon kada. Namun, bakal calon kada yang mendaftar jauh melebih ekspekstasi, atau sebanyak 2.978 orang.
“Nah, di luar dugaan, mungkin juga karena statement ketua umum (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) yang membuka seluas-luasnya bagi seluruh anak bangsa latar belakang, agama, suku, berbahasa apa pun,” ungkap dia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan dari 65 bakal calon kada yang sudah terpilih, mayoritas membawa aspirasi atau masalah dari masyarakat, yakni tentang kemiskinan.
’’Ini artinya bahwa permasalahan kemiskinan di Indonesia masih membutuhkan penanganan yang serius,” ungkap Halim. (*)