Memahami Tindakan Cyber Bullying dan Cara Mengatasinya

BERSEDIH: Ekspresi sedih seorang perempuan yang menjadi korban bullying temannya.-ILUSTRASI FREEPIK -

CYBER bullying adalah bentuk perilaku perundungan yang dilakukan melalui media sosial dan komunikasi elektronik. Bentuknya bisa berupa membagikan konten yang tidak pantas, membuat komentar merendahkan, atau mengirim pesan mengganggu kepada orang lain.

Diketahui, cyber bullying memiliki akar yang sama dengan bullying konvensional. Namun menjadi lebih kompleks karena dapat dilakukan secara anonim.

 

Jenis Pelaku Cyber Bullying

Dilansir dari laman endcyberbullying.net,  dua jenis profil pelaku cyber bullying yang sering terjadi. Pertama, terdapat orang-orang yang memiliki popularitas tinggi dan cenderung mempertahankan posisi tersebut. Bagi mereka, cyber bullying mungkin dipandang sebagai cara untuk menjaga citra popularitas mereka di antara teman-teman atau lingkungan sosial mereka. Mereka mungkin merasa memiliki kekuasaan dan dominasi saat melakukan tindakan tersebut, sehingga terdorong untuk terus melakukannya sebagai cara untuk mempertahankan status sosial mereka.

BACA JUGA:Ukur Sikap Umat Beragama dengan Tiga Dimensi

Kedua, terdapat kelompok individu yang merasa tidak berhasil secara sosial atau tidak cukup diakui dalam lingkungan mereka. Mereka mungkin menggunakan cyberbullying sebagai sarana untuk meningkatkan rasa keberhasilan atau kekuasaan yang dirasakan.

Dengan merendahkan atau menyakiti orang lain secara online, mereka mungkin berharap mendapatkan perasaan superioritas atau pengakuan yang hilang dalam kehidupan nyata mereka.

Dalam kasus ini, perilaku cyber bullying menjadi alat untuk mencapai kepuasan diri dan meningkatkan harga diri mereka yang terkikis.

 

Tempat Biasa Terjadi Cyber Bullying

Cyber bullying sering terjadi di berbagai platform media sosial dan aplikasi pesan yang populer, seperti Facebook, Instagram, Snapchat, dan masih banyak lagi.

Di tempat-tempat ini, pengguna dapat dengan mudah berinteraksi secara online dengan orang lain. Keberadaan anonimitas di platform-platform ini menjadi faktor utama yang memungkinkan pelaku untuk melakukan perilaku yang tidak dapat diterima tanpa takut diidentifikasi.

Tanpa perlu mengungkapkan identitas mereka, pelaku dapat dengan leluasa menargetkan individu lain dengan komentar merendahkan, mengancam, atau menyebarkan konten yang tidak pantas.

Tag
Share