Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet Tak Soal Presidential Club Diformalkan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo -FOTO IST -
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyambut positif wacana Presiden terpilih RI Prabowo Subianto untuk membentuk Presidential Club sebagai forum komunikasi bagi mantan presiden.
Bamsoet menilai inisiatif tersebut dapat memperkuat hubungan antara Presiden RI dan mantan presiden. ’’Menurut saya, apa yang diusulkan oleh Pak Prabowo itu hal yang baik untuk menyatukan dan memperkuat komunikasi antara mantan presiden dan wakil presiden dalam suatu forum. Ini diharapkan menjadi saluran komunikasi yang penting dalam membahas masalah-masalah kebangsaan di masa depan,” ujar Bamsoet di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar juga menyebut bahwa Indonesia pernah memiliki lembaga serupa, yaitu Dewan Pertimbangan Agung (DPA), sehingga pembentukan Presidential Club tidak akan menjadi masalah jika diresmikan.
BACA JUGA:Calon Gubernur Rahmat Mirzani Djausal Ambil Form Penjaringan ke NasDem dan PAN
“Malah jika ini bisa diformalkan, kita pernah memiliki lembaga Dewan Pertimbangan Agung (DPA), yang bisa diisi oleh mantan presiden maupun wakil presiden. Jika Pak Prabowo setuju, ini bisa menjadi langkah positif,” katanya.
“Namun, jika ini hanya menjadi wadah informal seperti yang ada di Amerika, itu pun sudah baik,” tambahnya.
Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar, sebelumnya menyampaikan keinginan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mendapatkan masukan dari mantan presiden melalui Presidential Club.
BACA JUGA:Empat Kepala OPD Dijabat Plt., Pemkab Tanggamus Minta Izin Mendagri dan KASN Lakukan Seleksi Terbuka
Melalui klub ini, Dahnil mengatakan para mantan presiden akan aktif memberikan masukan kepada pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Presidensial Club ini bukanlah sebuah institusi, melainkan istilah yang saya gunakan. Intinya, Pak Prabowo ingin para mantan presiden tetap dapat bertemu dan berdiskusi secara rutin tentang masalah-masalah strategis kebangsaan. Hal ini untuk menjaga silaturahim kebangsaan dan menjadi teladan bagi kita semua,” ujar Dahnil kepada wartawan pada Jumat (3/5).
Dahnil juga mengungkapkan bahwa Prabowo tidak hanya meminta masukan dari Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tetapi juga berharap mendapat masukan dari Megawati Soekarnoputri, yang merupakan pesaingnya dalam Pilpres 2024. Menurut Dahnil, hal tersebut menjadi salah satu upaya Prabowo dalam menunjukkan bahwa pemimpin dapat berdamai setelah Pilpres 2024.
“Pak Prabowo berharap, sebagai bangsa besar, para pemimpinnya dapat bersatu, berdamai, dan bekerja untuk kepentingan rakyat, terlepas dari perbedaan pandangan dan sikap politik,” ungkap Dahnil.
Namun, Dahnil belum dapat memastikan kapan Presidential Club akan terbentuk. Meskipun demikian, ia yakin hal tersebut dapat terjadi dalam waktu dekat.
“Insya Allah, pada waktunya, Pak Prabowo pasti akan bertemu bersama-sama, duduk bersama dengan Pak Jokowi, Pak SBY, dan Ibu Megawati,” tutup Dahnil. (*)