Pasar Lebakbudi Dibuka, Ini Biaya Sewa Lapak!

MULAI DITEMPATI: Sejumlah pedagang emperan Pasar Pasirgintung mulai beralih ke Pasar Raya Lebakbudi yang berada di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pasirgintung, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandarlampung, Senin (29/4).-FOTOI MELIDA ROHLITA-

BANDARLAMPUNG - Sejumlah pedagang emperan Pasar Pasirgintung kini mulai beralih ke Pasar Raya Lebakbudi yang berada di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pasirgintung, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandarlampung, Senin (29/4).

Hasil pantauan, pasar modern ini tampak mulai ditempati sejumlah pedagang dan dibuka untuk umum. Mulai pedagang sayuran, buah-buahan, sembako, hingga makanan pokok lainnya. 

Purwanto (36), warga Bandarlampung yang awalnya berdagang di emperan Pasar Smep, mengaku baru pindah dua hari lalu dengan harga sewa lapak Rp600 ribu per bulan, belum  termasuk uang keamanan dan kebersihan. ’’Dihitung totalnya Rp750 ribu, hariannya Rp20 ribu," kata Mas Pur, sapaan akrabnya.

BACA JUGA:Kabel Semrawut di Bandarlampung, Ini Kata Kadis Perumahan dan Pemukiman Rakyat!

Pedagang yang dulunya bersahabat dengan lumput dan tanang ketika hujan ini mengaku mendapatkan pengalaman baru ketika pindah ke Pasar Raya Lebakbudi. "Biasanya pukul 09.00 WIB, kita sudah pulang karena panas dan becek kalau ujan. Di sini nggak," katanya.

Menurut Mas Pur, perbedaan berdagang ketika pindah ke Pasar Raya Lebakbudi saat masih di emperan hanya suasana yang rapi dan bersih. Mengenai harga bahan pokok pun tidak berbeda dengan pasar yang ada di sebelahnya. ’’Kalau di sini bersih dan ngga becek. Harga barang-barang yang dijual pun sama dengan pasar tradisional yang ada di sekitarnya. Sama bayarnya bisa pakai Qris," ungkapnya.

Sementara Direktur Pasar Raya Lebakbudi Johan ditemui lokasi yang sama turut menjelaskan jika pasar ini terinspirasi pasar modern di Thailand yang buka sampai dini hari. "Di sini ada 161 lapak. Pasar Raya Lebakbudi ini adalah pasar tradisional berkonseperasi 24 jam untuk mengakomodasi para pedagang yang berjualan pada dini hari," ujarnya.

BACA JUGA:Permintaan Masyarakat, Satuan Brimob Polda Lampung Fogging Cegah DBD

Pasar Raya Lebakbudi, kata Johan, mempunyai luas keseluruhan tanah 8.200 m2 dan luas bangunan utama berikut dengan sarana penunjang (kantor pengelola, musala, pos satpam, toilet, dan dapur bersama) adalah 3.700 m2. ’’Sisa 4.300 m2 adalah area parkiran dan jalan. Dengan total investasi manajemen Rp20.000.000.000," katanya.

Terkait transaksi non-tunai pada proses jual-beli di dalamnya, Johan menyebut jika hal itu adalah ciri dari pasar modern di Bandarlampung. "Sebagai pasar modern pertama di Bandarlampung, Pasar Raya Lebakbudi akan menerapkan pembayaran tunai dan non-tunai. Pembayaran non-tunai di-support Bank Mandiri dan semua pedagang telah diarahkan didukung untuk mempersiapkan semua kebutuhan untuk mengakomodasi pembayaran non-tunai," ungkapnya.

Selain itu, kata Johan, guna memastikan pasar selalu ramai pihaknya juga telah mempunyai manajemen yang akan bekerja sama dengan para pedagang agar tidak sepi pembeli pasca dibuka. "Kita akan soft opening pada 3 Mei 2024. Upaya kita salah satunya hal yang paling penting adalah kebersihan, kenyamanan, serta keamanan lingkungan pasar agar pedagang dan pembeli dapat bertransaksi dengan nyaman. Untuk kebersihan, kami bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Bandarlampung. Kami juga telah menyediakan bak sampah. Parkir akan gratis sampai 2 Mei 2024 sebelum soft opening," ujarnya.

Johan memastikan jika tidak ada pungutan liar (pungli) di Pasar Raya Lebakbudi karena keamanan pasar terjaga ketat selama 24 jam. "Petugas kami juga berseragam. Pasar Raya Lebakbudi sudah menggunakan cap setempel dan karcis resmi dari pasar. Jika ada pihak yang tidak menggunakan cap setempel Pasar Raya Lebakbudi dan ada pungli, mohon agar pedagang melaporkan kepada manajemen agar dapat kami tindak lanjuti," tegasnya. (mel/c1/ful)

 

Tag
Share