Bawang Merah Juga Ikut Naik Harga
LAYANI PEMBELI: Salah satu pedangang sayuran dan bahan pokok di pasar tradisional sedang melayani pembeli. -FOTO MELIDA ROHLITA/RADAR LAMPUNG-
BANDARLAMPUNG - Harga komoditas cabai di Bandarlampung masih tinggi. Kemarin, harga cabai merah di Pasar Smep masih menyentuh kisaran Rp75 ribu–Rp 80 ribu per kilogramnya. Tidak hanya cabai merah, cabai rawit pun masih tinggi harganya Rp85 ribu per kilogram.
Jarno (58), pedagang setempat, mengungkapkan jika harga tersebut terbilang sudah turun untuk di Pasar Smep. Sebab di minggu lalu harga cabai tersebut mencapai Rp95 ribu per kilogramnya.
"Ini sudah termasuk turun, kalau kemarin itu Rp 95 sampai sertusan (ribu, red) malah," katanya.
Menurut Jarno, kenaikan harga cabai saat ini juga diikuti dengan kenaikan bahan komoditi lainnya seperti bawang merah dan sayuran jenis buncis.
"Hampir semua naik, buncis yang kecil gini aja harganya Rp25 ribu per kilonya. Bawang merah juga naik dari Rp18 ribu ke Rp25 ribu," ungkapnya.
Ditambahkan Satiem, yang juga turut menjual cabai dan sayuran di pasar setempat. Dirinya mengaku kondisi pasar saat ini sangat sepi pembeli.
"Semenjak pindah disini gak mahal aja sepi yang beli, apalagi ini mbak mahal tambah sepi ga ada orang yang nanya-nanya dari tadi," ujarnya.
Bahkan, sambungnya, cabai yang dirinya jual saat ini didapat dari luar pulau Sumatera yakni pulau Jawa. "Disini masih nggak ada, ini aja dapet dari Jawa," terangnya.
Sementara itu, Kepala Disdag Bandar Lampung Wilson Faisol menyebut kenaikan harga yang terjadi saat ini bersifat situasional.
"Harganya memang sangat pedas, ini Terkait harga itu kan situasional, mudah-mudahan panen kedepan berhasil karena sudah mulai turun hujan, dan sekarang cabainya dari Jawa Timur, kalau sebelumnya dapat dari pesawaran tapi sekarang tidak karena buat mereka sendiri masih rebutan," sebutnya.
Pemkot juga selain menggelar pasar murah, Wilson menyebut akan terus memastikan ketersediaan cabai di Bandar Lampung supaya terus ada dan tidak menjadi langka.
"Ini kaitannya sangat erat dengan gagal panen karena El Nino, kami pemerintah tidak tinggal diam dan terus koordinasi dengan semua stakholder, terus memastikan stok ada dan tidak langka," pungkasnya.
Sebelumnya, harga cabai di ibu kota Provinsi Lampung kembali melambung. Ini berdasarkan hasil pantauan langsung Radar Lampung di pasaran. Salah satunya di Pasar Wayhalim, Bandarlampung, Kamis (2/11).
Tingginya harga cabai tersebut sudah dirasakan para pedagang sejak empat hari lalu. Seperti dikatakan seorang pedagang di Pasar Wayhalim Permai, Sunarti (57). Dia pun mengaku serbasalah menjual cabai dengan harga yang tinggi seperti saat ini.
’’Serbasalah, Mbak. Seperempat saja sudah Rp22 ribu. Kalau kiloan Rp88 ribu. Jadi kalau ada yang mau beli Rp3 ribu sekarang sudah enggak boleh lagi. Rp5 ribu aja dikomentari dikit banget," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan harga cabai caplak merah dan cabai merah yang biasa dibanderol Rp38 ribu hingga Rp45 ribu, kini naik menjadi Rp88 ribu per kilogram (kg). ’’Harga belinya kita sudah mahal, jadi dijual segitu,” ungkapnya.
Terlebih, kata Sunarti, cabai yang didapatnya bukan dari wilayah Lampung. Melainkan dari luar Lampung seperti Jambi dan Riau.
’’Dari mana-mana seperti di Pringsewu kan enggak ada. Ini malah dapatnya dari Riau," ujarnya.
Menurutnya, kondisi kemarau yang membuat para petani cabai kesulitan dalam menanam bibit yang baru. Ditambah buah yang ada terus-menerus diambil. ’’Diambilin terus ya sekarang habis, terus enggak ada, barangnya jadi naik," ucapnya.
Terpisah tapi masih di Wayhalim, Amir (45), pedagang pecel lele, mengaku usahanya cukup terbebani dengan naiknya harga cabai saat ini. ’’Naik Mbak, pusing mikirin harganya (cabai) mau tembus Rp100 ribu lagi per kilonya," ujar dia.
Amir pun menyebut mengurangi daya belinya dari yang biasa membeli 4 kg, kini hanya 1,5 kg. ’’Paling kita tambahin rampainya aja Mbak yang banyak, ya hemat aja. Kan enggak semua orang suka pedas," ucapnya.
Meski begitu, dia tetap berharap harga cabai bisa kembali murah dan stabil. ’’Tetapi gimana-gimana maunya harga kemarin (sebelumnya). Semoga cepet turun," harapnya.
Kepala Dinas Perdagangan Bandarlampung Wilson Faisol turut mengamini sejumlah komoditas pokok seperti beras, cabai, dan bawang harganya kembali meroket. ’’Ya memang beberapa sudah pada naik, tetapi antisipasi kita kan sudah dilakukan pada pasar murah sampai Desember ini,” tandasnya.
Menurutnya, kondisi kini adalah situasional. Dengan berjalannya pasar murah diharapkan harga bisa ditekan menjelang musim penghujan.
’’Sudah mulai naik lagi harga seperti beras dan cabai. Mudah-mudahan bulan depan masuk bulan hujan. Karena kemarin panen kurang hasilnya dan jumlah yang dilempar ke pasar juga kurang, sementara pemintaan tetep tinggi apalagi musim orang nikah. Kita tetap lakukan koordinasi dengan daerah sepanjang stok ada," pungkasnya. (mel/c1/abd)