Kemenperin Siapkan Insentif Industri Impor dari Timur Tengah
MENTERI PERINDUSTRIAN AGUS GUMIWANG KARTASASMITA-FOTO DOK JAWAPOS -
JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengumumkan bahwa Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyiapkan insentif untuk impor bahan baku industri dari Timur Tengah.
Langkah ini bertujuan untuk melindungi sektor industri nasional dari dampak ketegangan geopolitik global.
Dalam pengumuman di Jakarta, Kamis, Menteri Agus menegaskan bahwa insentif tersebut akan menguntungkan terutama industri kimia yang mengandalkan impor naphtha dan bahan baku kimia lain dari kawasan tersebut.
Menurut Menteri Agus, ketegangan geopolitik saat ini menyebabkan tiga isu utama: kenaikan harga energi, biaya logistik yang lebih tinggi, dan penguatan dolar AS, yang semua berpengaruh pada ekonomi global dan rantai pasok.
BACA JUGA: Pakar Ekonomi Desak Pemerintah Batasi Impor Barang Pangan
Dalam menghadapi kondisi ini, Kemenperin sedang memetakan berbagai solusi untuk mengamankan sektor industri.
Salah satu strategi yang diadopsi adalah relaksasi impor bahan baku tertentu untuk mempermudah akses industri dalam memperoleh bahan baku yang diperlukan, terutama di tengah persaingan global untuk mendapatkan pemasok alternatif.
Kementerian juga berfokus pada mempercepat langkah-langkah yang memperkuat struktur industri, termasuk meningkatkan implementasi program substitusi impor dan mengatur lebih ketat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Langkah ini diharapkan dapat mencegah pengalihan perdagangan berlebihan dari negara lain ke Indonesia.
BACA JUGA:Buronan Penggelapan Vespa Dibekuk saat Bersama Pacar
Selain itu, Menteri Agus menekankan pentingnya kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk meningkatkan daya saing produksi di tengah risiko kenaikan harga energi yang dapat mempengaruhi produktivitas dan daya saing subsektor industri.
Agus juga menyarankan penggunaan transaksi mata uang lokal dalam perdagangan bilateral, untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing, terutama dolar AS, yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah.
Dalam menghadapi ketidakpastian geopolitik, Menteri Agus menegaskan bahwa sektor industri di Indonesia tetap stabil dan terkendali, menunjukkan kekuatan fundamental ekonomi nasional. Pemerintah, kata dia, terus berupaya mengembangkan kebijakan strategis untuk melindungi sektor industri. (ant/abd)