Waduh! Ada SPBU Palsukan BBM

DISEGEL: Dispenser SPBU di Rest Area Km 42B Jalan Tol Jakarta–Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, disegel Kementerian Perdagangan, Sabtu (23/3).--FOTO DOK. KEMENDAG

JAKARTA - Bareskrim Polri membongkar SPBU yang memalsukan bahan bakar minyak jenis pertamax. Empat SPBU yang pengelolanya saling mengenal itu ’’meracik” pertalite menjadi pertamax. Dalam setahun, keuntungannya mencapai Rp2 miliar.

Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Brigjen Nunung Syaifuddin mengatakan, awalnya ditemukan dua SPBU nakal yang memalsukan pertalite menjadi pertamax. Yakni di Jalan Hos Cokroaminoto dan Jalan KH Hasyim Ashari, Tangerang. ”Dari dua ini dikembangkan ke dua SPBU lain,” katanya.

 

Dua SPBU hasil pengembangan tersebut adalah SPBU Jalan Arteri Kelapa Dua, Jakarta Barat, dan SPBU Jalan Raya Bogor, Depok. Pengelola empat SPBU itu saling mengenal. ”Mereka saling belajar meracik pertalite menjadi pertamax,” bebernya.

 

Pelaku menambahkan bubuk pewarna merek Coloursea warna biru. Untuk ribuan liter pertalite, hanya dibutuhkan dua sendok pewarna tersebut. ”Hasilnya, pertalite menjadi berubah warna biru gelap. Saat sudah di tangki kendaraan, tidak terlihat bedanya antara asli dan palsu,” terangnya.

 

Menurut Nunung, saat pertamax asli dan palsu disandingkan, terlihat jelas perbedaannya. Yang asli berwarna biru terang, sedangkan yang palsu biru gelap. ”Beda sekali kalau diisikan ke botol air mineral,” kata dia.

 

Para pelaku mengetahui modus pemalsuan BBM tersebut di wilayah Sumatera. Hanya, pemalsuan di wilayah Sumatera dilakukan di dalam truk tangki. Sedangkan pelaku menerapkannya di SPBU. Pelaku memalsukan pertalite menjadi pertamax demi mengejar keuntungan Rp2.500 per liter. Hitungan penyidik, keuntungan yang diraup pelaku dalam setahun mencapai Rp1,5 miliar hingga Rp2,2 miliar. ”Lima pelaku ditangkap dalam kasus ini,” ungkap Nunung. Kelimanya adalah RHS (pengelola SPBU), AP dan DM (manajer SPBU), serta RY dan AH (pengawas SPBU). Bareskrim menyita sekitar 29 ribu liter pertamax palsu dari empat SPBU itu.

 

Menurut Nunung, kasus empat SPBU tersebut hanya salah satu kasus yang diungkap Dittipidter Bareskrim. Sejak Januari 2024, ada 17 kasus SPBU nakal. Banyak modusnya. ”Salah satu modus paling banyak adalah mengurangi volume bahan bakar,” paparnya. Modus memalsukan pertamax dari pertalite tergolong modus baru.

 

Terpisah, Dirut Pertamina Nicke Widyawati sepakat perlu ada ketegasan agar SPBU yang melakukan kecurangan dicabut izinnya. ”Kita cabut saja izinnya karena ini tidak bisa ditoleransi, khususnya untuk konsumen,” tegasnya pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI kemarin.

 

Nicke memastikan Pertamina akan terus menampung masukan dan laporan dari masyarakat terkait SPBU nakal. Meski begitu, Pertamina tetap harus berhati-hati dalam menutup SPBU yang melakukan kecurangan karena harus memperhatikan ketersediaan BBM di daerah tersebut. ”Satu hal memang ketika mencabut izinnya, kita harus memastikan ketersediaan di daerah tersebut. Jadi, harus ada sebelum nanti pengusaha yang baru yang menggantikan,” tuturnya. (jpc/c1)

 

 

Tag
Share