JIP Sepi Pascamusibah Tenggelam
METRO - Pascamusibah tenggelamnya tiga remaja di wisata dadakan Jaringan Irigasi Primer (JIP) Jalan Proklamasi, Kota Metro, sepi pengunjung. Kondisi tersebut diperparah dengan surutnya air di saluran irigasi. Bahkan, air di lokasi itu tampak keruh dan kotor.
Kondisi ini membuat pengunjung tak lagi datang di lokasi wisata dadakan tersebut. Hal itu pun membuat sejumlah pedagang mengeluh lantaran tak mendapat penghasilan.
Seperti dialami Amelia salah seorang pedagang di lokasi wisata dadakan. Ia mengaku tak mendapatkan penghasilan berjualan di lokasi wisata dadakan tersebut.
“Hari ini zonk tidak dapat yang beli.
Temen-temen banyak juga gitu, banyak yang belum dapet duit, makanya hari ini tutup cepet,” ujarnya, Rabu (1/11).
Ia mengatakan, sepinya pengunjung lantaran air di saluran irigasi yang surut. Bahkan air di lokasi tersebut juga tampak kotor dan keruh.
“Iya airnya hari ini surut, keruh dan kotor. Jadi tidak ada yang mandi. Kalau kemarin masih banyak airnya, masih ada yang mandi,” ujarnya.
Kondisi ini membuat pedagang merugi. Bahkan sejumlah pedagang kini memilih berpindah lokasi dan tidak berjualan di lokasi wisata dadakan tersebut.
“Banyak yang nggak jualan, separo lebihlah. Biasanya yang dagang bisa sampai. 115 orang, hari ini paling cuma 50 orang,” ungkapnya.
Diakuinya, sepinya pengunjung tersebut membuat pendapatannya pun menurun drastis. Bila pada saat ramai ia bisa mendapatkan omzet hingga Rp200 ribu, namun hari ini ia tidak mendapatkan penghasilan sama sekali.
“Iya malah nggak dapet duit hari ini sepi nggak ada bocil (anak kecil). Kalau saya paling rame minggu kemaren kotor bisa dapat Rp150 ribu sampai dengan Rp200 ribu. Karena saya bukanya sore juga dari jam 16.30 sampe dengan 18.30 WIB,” ungkapnya.
Ia menduga surutnya air tersebut lantaran air dialihkan ke lokasi lain. Ini mengingat saat ini sudah mulai musim tanam.
“Iya mungkin surut karena airnya dialihkan ke sawah lain. Apalagi sekarang sudah masuk musim tanam,” tuturnya.
Ia berharap air bisa kembali terisi sehingga pengunjung bisa datang dan menikmati berwisata di lokasi tersebut.
“Nggak tau kalau pas hari libur Sabtu Minggu. Mudah-mudahan air setiernya penuh lagi,” tuturnya.
Sementara itu Mis salah seorang pengunjung mengaku terpaksa pulang lantaran lokasi wisata dadakan saat ini airnya surut.
Ia yang datang bersama anaknya tak lagi bisa menikmati mandi di lokasi wisata dadakan tersebut. Kondisi ini lantaran air di lokasi tersebut surut dan kotor.
“Tadi sih kecewa sudah dateng niatnya mau mandi mainan air, tapi airnya surut, kotor dan keruh. Jadi saya langsung pulang,” katanya.
Sebellumnya, Tiga remaja tenggelam saat mandi di saluran irigasi, di Jalan Proklamasi, Kota Metro, Minggu (29/10).
Dari tiga korban tenggelam, satu di antaranya meninggal dunia di aliran pintu air alias Dam Bedeng 27 Sumbersari Bantul, Metro Selatan.
Korban meninggal dunia bernama Usman yang berusia 17 tahun, warga Kelurahan Metro, Kota Metro.
Dua korban selamat bernama Duta NU Akbar (18), dan Megah Zulfahmi (21) warga Kecamatan Metro Pusat.
Kapolsek Metro Selatan Iptu Kosim menjelaskan, awalnya tiga remaja tersebut mandi di saluran irigasi bagian atas dari pintu masuk Dam Bedeng 27 Sumbersari Bantul.
Lantaran ternyata arus deras, ketiganya terseret, dan tenggelam di pusaran air Dam.
“Kalau informasi dari warga Kelurahan Sumbersari Bantul, ada anak yang tenggelam di ledeng atau irigasi tepatnya di Dam atau Pintu air Bedeng 27,” katanya.
Warga mengetahui jika ketiganya tenggelam sekitar pukul 17.30 WIB di DAM atau pintu air.
Lalu, lanjut Kosim, warga berusaha untuk menolong satu per satu dengan terjun ke pusaran air Dam Bedeng 27. Namun, dari tiga orang tersebut, baru dua korban yang berhasil dibawa ke daratan, satu korban tak tertolong karena tenggelam ke dasar aliran air.
Tak berhenti disitu, warga pun berupaya mencari korban sampai malam hari dengan erbekal alat seadanya.
Pencarian terus dilakukan mulai dari menyusuri aliran air, sampai menyelami ke dasar pusaran air Dam Bedeng 27. Bahkan, juga dilakukan penutupan aliran Dam Bedeng 27 untuk mengehentikan derasnya arus.
“Kemudian juga dilakukan penutupan pintu air. Jadi air surut, lalu dilakukan pencarian bersama warga dengan menggunakan alat seadanya,” ungkapnya.
Akhirnya, pencarian korban pun berhenti setelah menemukan korban sekitar 20 meter dari lokasi tenggelam dalam keadaan tak bernyawa.
“Jarak korban ditemukan warga, sekitar 20 meter dari dam atau pintu air,” imbuhnya.
Kapolsek Metro Selatan Iptu Kosim pun mengimbau masyarakat untuk tidak menjadikan aliran air yang berarus besar sebagai lokasi wisata.
’’Ya itu, dikhawatirkan anak-anak ataupun remaja sampai orang dewasa terseret arus yang dapat berujung kehilangnya nyawa,” pungkasnya. (rnn/c1/abd)