Muhammadiyah Lampung MoU dengan Mercu Bio Tech Malaysia

--

PIMPINAN Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Mercu Bio Tech, perusahaan teknologi perkebunan asal Malaysia yang bergerak di bidang penerapan sistem sadap pohon karet. Teknologi baru ini upaya peningkatan hasil getah sadap karet hingga 3 kali lipat.

Penandatanganan dilakukan langsung Ketua PWM Lampung Sudarman dan CEO Marcu Group Malaysia Dato Sri Haji Ahmad Sukimin, serta disaksikan Wakil Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Arthur Joseph Kurup dan Gubernur Lampung yang diwakili oleh Mulyadi Irsan serta tamu undangan lainnya pada Jumat (15/3) di Hotel BBC Bandarjaya, Lampung Tengah (Lamteng). 

Ketua PWM Lampung Sudarman mengatakan Mercu Bio Tech Malaysia akan memberikan investasi di Lampung berupa pendampingan pada petani-petani karet dengan teknologi untuk meningkatkan hasil produksi pertanian karet hingga tiga kali lipat.

"Meskipun nantinya harga tetap tidak bisa dinaikkan, akan tetapi dengan teknologi yang dimiliki Mercu Bio Tech Malaysia ini bisa menghasilkan 3 kali lipat. Insya Allah petani karet bisa lebih sejahtera," ujarnya. 

Sudarman menambahkan, kerja sama ini sebagai upaya langkah Muhammadiyah Lampung memberikan peluang peningkatkan kesejahteraan petani karet. Bahkan Mercu juga siap membeli hasil dari panen petani karet di Lampung. 

Pihaknya menyampaikan dari uji coba yang telah diterapkan di perkebunan karet di bawah binaan Muhammadiyah Tulangbawang Barat yang menggunakan sistem tebuk atau tusuk ini menghasilkan uji coba yang baik. Bahkan dengan pohon yang kulitnya sudah matipun dengan metode yang dikembangkan oleh Mercu Bio Tech ini masih mampu mengeluarkan getah yang bagus. Karena sistem ini dipercaya tidak akan merusak batang karet justru akan menambah panjang usia batang karet dibandingkan jika menggunakan sistem sadap karet menggunakan pisau

"Untuk itu kami mohon pemerintah memberikan pendampingan kerja sama ini. Karena Ini menjadi awal peningkatan produksi karet bagi petani. Sehingga melalui metode ini diharapkan petani lampung semakin unggul dan berkemajuan," bebernya. 

CEO Mercu Group Dato Sri Ahmad Sukimi menuturkan, metode lama menggunakan pisau sadap dalam mengambil getah karet mengakibatkan cedera pada pohon karet sehingga hasil panen tidak optimal. Pihaknya akan memberikan teknologi Mercu Cut Tapping System (MCTS) untuk penyadapan karet, dan di Malaysia sudah diuji dan diterapkan.

"Kaedah teknologi yang digunakan adalah Tapping. Dengan kaedah MCTS petani tak perlu risau jika hujan, sebab kita menggunakan kaedah tertutup, dan tak perlu menggunakan metode pisau sadap lagi. Selain itu dalam sekali penggunaan alat ini maka susu karet akan keluar selama 24 jam selama 7 hari. Sehingga hasilnya jauh lebih banyak dari metode sebelumnya," ungkapnya. 

Pengusaha asal Negeri Jiran ini menjelaskan bahwa Lampung merupakan pilot projek untuk Indonesia, karena Lampung memiliki tanah yang subur. Dirinya juga berjanji akan segera mendatangkat alat sadap karet tersebut dalam waktu dekat ini.

Kerjasama ini di sambut baik oleh Gubernur Lampung yang diwakilkan Mulyadi Irsan. Ia menuturkan akan membuka lebar pintu investasi bagi pihak Mercu Group. "Adanya hilirisasi, sehingga komoditi karet akan mengalami peningkatan nilai tambah," ujarnya.  

Terpisah, Wakil Menteri Pertanian dan Keterjaminan Ketahanan Pangan Malaysia, Arthur Joseph Kurup menyambut gembira adanya MoU ini. Menurutnya kerjasama ini merupakan kolaborasi dua negara yang saling bersinergi untuk membawa kebaikan bagi Malaysia dan Indonesia terutama para petani karet. (*) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan