Forum OSIS untuk Tekan Kekerasan
BERI PEMBINAAN: Kapolsek Sukarame Kompol Warsito turun langsung melakukan pembinaan kepada para siswa di SMAN 5 Bandarlampung, Jumat (3/11).- FOTO ANGGI RHAISA/RADAR LAMPUNG-
BANDARLAMPUNG - Guna menekan aksi kekerasan antarpelajar hingga memakan korban jiwa seperti terjadi di Bandarlampung pada Senin (30/11) lalu, Musyawarah Kerja Kepala (MKKS) SMK Provinsi Lampung membangun keakraban dan mengajak move on dari peristiwa yang telah berlalu dengan membentuk Forum OSIS Kota Bandarlampung.
Ketua MKKS SMK Provinsi Lampung Moh. Edi Harjito mengatakan pembentukan forum ini atas inisiasi untuk kekompakan SMK se-Bandarlampung. ’’Tujuannya meningkatkan kekompakan antarsekolah dan silaturahmi antarpengurus OSIS yang nantinya disebarkan kepada siswa-siswi yang ada di sekolah masing-masing," katanya usai pembentukan forum tersebut di SMKN 2 Bandarlampung, Jumat (3/11).
Menurutnya masing-masing sekolah diminta membuat tim khusus dalam menyalurkan informasi dan melakukan kegiatan bersama-sama antarsekolah. ’’Jadi menjaga kekompakan menjadi agen moral mengajak yang baik dan menjauhi kegaduhan," ujarnya.
Edi menyebut ini merupakan tindak lanjut dari peristiwa tawuran pelajar sebelumnya dan meminta para siswa segera move on membuka lembaran baru yang lebih manis dan membahagiakan. "Pokoknya kita harus move on. Tidak boleh terpuruk menyesali yang sudah terjadi. Tetapi kita berpikir ke depan, SMK Bandarlampung harus kompak," tandasnya.
Pada kesempatan sama, SMKN 2 Bandarlampung juga mengadakan doa bersama untuk kerukunan dan bagi pelajar yang tewas karena kekerasan.
Sedangkan sebagaimana diberitakan sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung melalui MKKS SMK Provinsi Lampung menyerahkan semua persoalan tawuran antar SMK di Bandarlampung pada 30 Oktober lalu kepada pihak kepolisian. Ketua MKKS Lampung Moh. Edi Harjito mengatakan siapa pun pelajar yang terlibat pada peristiwa itu adalah urusan kepolisian
Menurutnya atas kejadian ini pihaknya bakal melakukan serangkaian pencegahan guna memperkuat standar operasional prosedural (SOP) yang ada. Bahkan belum lama ini MKKS sendiri telah menggelar Madabintal guna mengendalikan para pelajar supaya tidak lagi terjerumus kepada hal negatif seperti tawuran.
"Kami berharap agar kejadian tersebut (tawuran) tidak terulang lagi. Kami sudah melakukan berbagai hal mulai dari Madabintal, kegiatan ekstrakulikuler, dan cara lainnya. Hingga kemarin, kita lakukan pertemuan dengan para kepala sekolah bahwa keputusannya memperkuat SOP dari penanganan kenakalan dari masing-masing sekolah karena sudah ada timnya di tiap sekolah," ungkapnya, Rabu (1/11).
Edi juga menyebut pihaknya bakal memberlakukan aturan penegakan tata tertib dan disiplin hingga mengingatkan kembali peran sekolah karena kejadian tawuran Senin (30/10) malam bahkan waktu libur sepulang sekolah.
"Jadi orang tua harus cek keberadaan anaknya ketika pulang sekolah apalagi kalau sudah pulang malam. Kami imbau jam 9 malam sudah harus di rumah," ucapnya.
Sementara guna meminimalisasi angka tawuran pelajar di Bandarlampung, khususnya wilayah hukum Polsek Sukarame, Kapolsek Sukarame Kompol Warsito juga turun langsung melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah. Salah satunya di SMAN 5 Bandarlampung, Jumat (3/11).
Pembinaan dan penyuluhan terkait kenakalan kenakalan remaja yang akhir-akhir ini menjadi fenomena hingga menimbulkan korban jiwa. Di hadapan ratusan siswa SMAN 5 dan dewan guru, Kapolsek Sukarame Kompol Warsito mengajak siswa untuk tidak mudah terprovokasi dengan ajakan yang menjurus kepada tindakan anarkis bahkan sampai aksi kriminalitas.
’’Tugas kalian hanya belajar. Kalian merupakan kebanggaan orang tua, jangan mudah terpengaruh dan terprovokasi sehingga kalian akhirnya melakukan hal-hal yang bisa berdampak buruk bagi masa depan kalian sendiri," tegas Kompol Warsito.
Dia menambahkan bahwa pengawasan harus lebih ketat dilakukan orang tua, guru, penegak hukum, untuk membantu mengurangi insiden kekerasan remaja. ’’Kegiatan-kegiatan positif seperti olahraga atau kegiatan sukarela dapat membantu remaja menghabiskan waktu dengan cara yang konstruktif dan mengurangi kemungkinan terlibat dalam prilaku negatif," ucapnya.
Kompol Warsito menyampaikan bahwa kerja sama antarlembaga pendidikan, lembaga pemerintah, dan lembaga masyarakat dalam menerapkan program-program pencegahan kekerasan remaja dan tawuran antarpelajar akan memperkuat upaya pencegahan dan intervensi. (mel/gie/c1/rim)