Ramadan adalah Kado Terindah dari Allah SWT

Hi. Purna Irawan, S.Ag, Ketua FKUB Kota Bandar Lampung sekaligus Ketua APRI Provinsi Lampung dan Kepala KUA Kemiling -Foto Dok. Pribadi-

Oleh: Hi. Purna Irawan, S.Ag.

Ketua FKUB Kota Bandar Lampung sekaligus Ketua APRI Provinsi Lampung dan Kepala KUA Kemiling  

 

BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG - Manusia adalah mahluk yang paling mulia. Kemuliaannya bukan hanya pada bentuk fisik tapi juga dengan potensi non fisiknya yakni manusia yang dilengkapi dengan akal pikiran, nafsu dan juga hati nurani. 

Kesempurnaan ini sebagaimana tersebut dalam QS. 95/At Tien ayat 4:

Artinya: Sesungguhnya Allah menciptakan manusia itu diciptakan dlm bentuk atau rupa sebaik-baiknya.

Tentu saja kesempurnaan itu bukan tanpa maksud. Sebab ternyata Allah juga menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi.

Walaupun penunjukan manusia sebagai khalifah itu sempat mendapatkan protes dari para malaikat. Mereka mengatakan, bahwa manusia memiliki kecendrungan untuk mengumbar nafsu apalagi dalam urusan dunia, harta, tahta atau kehormatan. Bahkan di antara mereka sampai terjadi fitnah dan bunuh membunuh. 

Q.S. 2- Al Baqoroh: 30. Artinya: Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya aku akan menjadikan seorang manusia menjadi khalifah di muka bumi, mereka berkata apakah engkau hendak menjadikan manusia menjadi khalifah, padahal nanti mereka akan saling berbantah-bantahan dan bunuh-bunuhan. Sedangkan kami senantiasa bertasbih mensucikan dan memujimu.

Dari ayat di atas, dipahami sebenarnya bahwa manusia itu memang punya potensi kebaikan sekaligus potensi kemaksiatan saling fitnah antara satu dengan yang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.  

Hal ini terjadi bila manusia hanya mengumbar nafsu yang berkiblat hanya pada akal tanpa kendali agama. Karena itu, dengan kasih sayangnya, Allah SWT memberi kado terindah kepada kita berupa Ramadan.

Dengan berpuasa, manusia akan mampu mengendalikan diri bukan hanya dari kebutuhan perut tapi juga mampu mengendalikan diri dari hal-hal buruk yang akan merusak nilai ibadah puasa.

Lalu, mampu pula mengendalikan lisan, mampu mengendalikan jari-jarinya. Diketahui, pada zaman digital saat ini justru jari-jari itulah yang kadang jauh lebih banyak berbuat dosa dibanding dengan lisannya.

Ramadan memiliki keutamaan yang tidak terbatas, bersuhu sangat tinggi untuk melebur segala dosa dan kenistaan untuk mengembalikan kilauan sifat dan hati manusia menjadi aura kebaikan bersinar seperti permata.

Tag
Share