Bunda Eva Vs Banjir
Bang Aca, Wartawan Senior-Foto Dok. Radar Lampung-
Saat siaran itu, semua OPD dan pejabat Pemkot ikut memantau dan mencatat masukan-masukan itu.
Hal-hal yang bisa ditangani secara cepat, Bunda Eva memerintahkan jajarannya untuk mengeksekusinya.
Saya pun pernah mencobanya. Terkait jalan rusak. Tidak sampai 3 hari sudah ada respons dan diperbaiki.
Melihat gayanya itu, saya membandingkan dengan mantan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Menurut saya, ada beberapa kemiripan antara gaya kepemimpian Bunda Eva dan Ahok. Terutama dalam hal menyerap aspirasi dan merespons aspirasi itu.
Saya membayangkan andaikan Bunda Eva ini memimpin daerah yang didukung dana besar maka akan banyak persoalan warga yang bisa ia selesaikan.
Sebagai manusia biasa, tentu saja ada beberapa hal yang kurang pada gaya kepemimpinannya. Ini yang saya dengar dari beberapa orang;
1. Tidak mengerti skala prioritas dalam mengelolaan keuangan;
2. Kurang mendengar masukan;
3. Pemarah dan egois;
4. Kurang atau sulit percaya pada staf;
5. Mudah buat janji namun tidak ditepati;
Soal ini tentu saya menyerahkan pada pihak yang menilai. Namun, sebagai orang yang cukup lama berinteraksi dan sering berdialog, tidak semua penilaian itu benar.
Kembali soal tema yang diusung pada demo kemarin. Para pendemo juga meminta agar pembangunan jembatan penghubung antara kantor wali kota dan Masjid Al Furqan dihentikan karena dinilai proyek yang mubazir dan tidak memberikan manfaat yang besar.
Sebenarnya saya sudah menulisnya panjang lebar soal ini. Menurut saya, pembangunan itu dimaksudkan untuk kepentingan lebih luas.