Jumat, 31 Jan 2025
Network
Beranda
Berita Utama
Ekonomi Bisnis
Lampung Raya
Politika
Olahraga
Metropolis
Lainnya
Advertorial
Edisi Khusus
Iklan Baris
Sosok
Bursa Kerja
Arsitektur
Wisata dan Kuliner
Otomotif
Teknologi
Lifestyle
Kesehatan
Hobi
Kriminal
Pendidikan
Edisi Ramadan
Network
Beranda
Lainnya
Detail Artikel
Beda yang Sama
Reporter:
Rizky Panchanov
|
Editor:
Rizky Panchanov
|
Jumat , 23 Feb 2024 - 20:12
Ilustrasi -Mohammed Hassan/Pixabay-
beda yang sama mentari menyingsing dari ufuk timur. hangatnya menjalar ke seluruh tubuh. burung-burung yang bernyanyi di pagi hari mengingatkanku pada sosok pria tinggi, berkulit sawo matang, dan salah satu anggota tim basket. pria itu juga humoris naufal. aku sungguh mengaguminya saat ini. entah sejak kapan rasa ini tumbuh, tapi yang pasti kini, esok, dan selamanya aku takut kehilangannya. aku aprilia, remaja 15 tahun yang baru saja mengenal dunia putih abu-abu. awalnya kukira masa ini tak akan pernah menjadi kelabu. masalah itu datang ketika aku mulai mengenalnya. naufal. aku bertemu dengannya ketika masa orientasi di sma. saat orientasi berlangsung, sedikit pun aku tak pernah berbincang dengannya. bibirku terbungkam oleh sifatku yang cuek. setelah masa orientasi itu berakhir, kami mulai dekat. entah angin apa yang membawaku dekat dengannya. mungkin itulah yang disebut takdir. baca juga:langit semula kami hanya menjalin hubungan layaknya pertemanan. pria itu sering menceritakan teman wanitanya. awalnya aku merasa biasa saja menjadi tempat curhat pria itu. semakin lama aku mendengar curhatan tentang teman wanitanya aku semakin tak rela. apa ini di sebut cemburu? batinku. bahkan, di salah satu lembar harianku tertulis sajak-sajak tentang pria itu. kedekatanku dengannya telah membangkitkan amarah wanita itu. wanita yang saat itu tengah dekat dengannya, bahkan jauh sebelum pria itu mengenalku. aku menerima setiap keluhan wanita itu. aku hanya mampu menatap mata wanita itu dan sesekali menjawab setiap pertanyaannya. "apa hubungan mu dengan naufal?" "kenapa kau selalu bersamanya?” "di sini siapa yang kekasihnya? kenapa malah kamu yang selalu pergi dengannya? kenapa?"rentetan pertanyaan seperti itulah yang datang bertubi-tubi padaku.bingung. takut. cemas. untuk pertama kalinya aku terlibat insiden rumit bernama cinta. baca juga:juara olimpiade "kak naufal, jika memang kak bianca adalah kekasihmu, maka berhenti mendekatiku. aku tidak mau berada pada posisi yang menempatkanku menjadi orang ketiga." jelasku pada kak naufal yang menatapku dengan tatapan sendu. diperlukan keberanian besar mengatakan itu. "aku tidak punya hubungan spesial dengan bianca. asal kau tahu, dia sudah punya kekasih." aku terperangah. entah siapa yang harus kupercaya. jika kak bianca sudah punya kekasih, kenapa harus marah dan tak suka pada kedekatanku dengan kak naufal? aku yang tak suka memiliki masalah dengan cepat meminta maaf pada kak bianca, meski aku tak bersalah. agar masalah ini cepat selesai. setelah permasalahanku dengan kak bianca berakhir damai, aku dan kak naufal semakin dekat. kami sering menghabiskan waktu bersama. hingga suatu hari, pria itu mengungkapkan cintanya padaku.entah rasa apa yang harus kurasakan. bahagia karena ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan ataukah... entahlah aku juga tak tahu. aku bingung.entah ekspresi apa yang harus kutunjukkan saat pria itu berkata, "maukah kau berkencan denganku?" aku tercekat mendengarnya. hatiku berkecamuk. pikiranku melayang mencari sebuah jawaban. banyak pertimbangan. jika aku menerimanya, bisakah aku menjawab setiap pertanyaan? sanggupkah aku menerima segala kenyataan yang akan terjadi? mampukah aku mempertahankan hubungan? namun, jika aku tak menerimanya itu, bisakah aku menjalani cinta satu arah? sanggupkah aku menghilangkan rasa ini? mampukah aku terbang menuju hati yang lain ketika sayapku patah karenanya? baca juga:bronze sesaat akau gamang. menerima atau menolak cintanya.lima bulan berlalu dengan indah. masalah pertama hadir tanpa diduga. namun, pengertian dan mengalah menjadi solusinya. meski aku dan pria itu berbeda, tapi kami sangat mencinta. saling mengalah, menurunkan ego di setiap perdebatan kecil dengan alasan kami tak ingin berpisah. setelah sekian lama kami bersama. menjalin asmara dengan lika-likunya. menentang hal yang paling sakral bagi manusia mengatasnamakan cinta.semakin lama aku dan pria itu bersama, semakin aku memikirkan segala hal yang mungkin akan terjadi nanti. entah restu akan kami raih ataukah tidak. entah bahagia akan kami capai ataukah tidak. kami tak tau karena cerita ini tak akan pernah berhenti. kami yakin ada jalan untuk menyatu. ****tepat di bawah bulan yang bersinar sebagai penerang kehidupan. disaksikan oleh ribuan bintang yang menggantung di langit malam. aku bertemu dengan pria itu. memandang indahnya dunia malam bersama sang pujaan. hening. hanya gesekan angin dengan pohon yang menggugurkan dedaunan sebagai pemecah keheningan.pria itu menggenggam tanganku, menatap lekat ke manik mataku."kita akan tetap bersama apa pun penghalangnya." bibir pria itu tertarik ke atas membuat sebuah lengkungan kebahagian."kenapa? apa kau tak percaya pada ucapanku?"dahi pria di sampingku ini berkerut setelah melihat perubahan ekspresi di wajahku. aku tak mampu memandang wajahnya. "bukan begitu, tapi banyak pertanyaan yang melintas di pikiranku."aku melepas genggaman tangan kami. kujatuhkan tubuhku di atas rumput hijau dengan kedua tangan sebagai bantalan. baca juga:manusia pilihan "di manakah tempat yang akan menyakralkan kita kelak? di mana tempat yang akan menyatukan kita kelak?"mataku mulai berair mengatakan hal itu. pria itu menatapku sejenak, kemudian menjatuhkan tubuhnya seperti yang kulakukan. pria itu hanya diam mendengar keluhan yang selama ini hanya terpendam sambil menerawang jauh ke langit."apakah di dalam masjid yang tenteram ataukah di dalam gereja yang damai? di mana tempat yang akan menyakralkan kita kelak? di mana?" aku tak sanggup lagi berkata. hanya menutup wajahku dengan kedua telapak tangan. pria itu mengubah posisinya yang pada awalnya ia terbaring di atas rumput kini menjadi duduk bersila.terlihat pria itu yang menunduk lemas mendengar pertanyaanku. pria itu pun membangunkanku dan menyamakan posisiku dengannya. "kau percaya padaku kan? cinta adalah sebuah kasih sayang, kejujuran, pengertian, kepercayaan dan pengorbanan. meski kita beda, tapi kita adalah beda yang sama." ucapnya sembari menatap mataku.keningku mengkerut heran. beda yang sama. apa maksud dari kalimat itu? pria itu melanjutkan pembicaraannya. "beda yang sama. maksudnya meskipun kita berbeda keyakinan, tapi kita sama-sama saling mencintai. jangan khawatir dengan perbedaan karena setiap perbedaan akan dipersatukan. entah dengan cara apa, tapi tuhan pasti tahu caranya." tiba-tiba pria ini tertawa yang semakin menambah kebingungan di dalam benakku.apakah pria di sampingku ini sungguh kak naufal? setelah perbincangan sengit kenapa seakan ini hal lucu. "hahahaha......... sudahlah kenapa jadi mellow gini sih. kenapa kamu nangis? dasar cengeng, seperti anak kecil saja kamu ini. buat santai aja nanti juga ada jalan untuk bersama. lihat bintang itu." baca juga:lamban untuk yang berpulang benar katanya. jangan terlalu dipikirkan. bukankah tuhan selalu memberi masalah sepaket dengan solusi.aku pun menyeka air mata yang terus mengalir tiada henti sembari berkata, "ahh kamu, di saat seperti ini malah ngajak bercanda." pria itu hanya tersenyum dan melingkarkan tangannya di pinggang ku. "arahkan pandanganmu ke sana!" pria itu menunjuk sesuatu dan mengarahkan pandanganku ke langit yang penuh akan bintang bergemerlap di langit malam. "kenapa?" tanyaku. "indah bukan... meski di sekelilingnya tak begitu terang, tapi bintang yang itu sangatlah terang." bingung. bola mataku memutar mencari keberadaan sang bintang. tak ada. aku tak menemukannya. "kenapa kau melihatku, harusnya kau memberi tahuku di mana bintang itu berada." pintaku kepada pria itu."kenapa kau harus mencarinya. bintang yang indah dan paling bersinar itu berada di depan mataku. kau apriliaku sayang." tawa pun kembali tercipta dengan sedikit gurauan. sejenak permasalahan pun hilang terganti oleh keindahan malam. ****bulan berganti tahun. dan kisah itu menjadi sebuah sejarah antara aku dan pria itu. aprilia dan naufal. tak ada yang tahu tentang akhir dari kisah cinta ini. biarlah waktu berjalan dengan sendirinya. biar waktu memutuskan untuk berpihak pada cinta atau memilih berpisah karena cinta. ****matahari dan bulan tak pernah bisa berada di satu tempat. begitulah kata banyak orang. pagi hingga menjelang petang, matahari menempati singgasana di langit. namun, ketika gelap malam datang, bulan mengambil alih singgasana. matahari dan bulan yang tak pernah bisa berada di satu tempat. begitulah kata banyak orang. sayangnya, mereka lupa. ada satu situasi yang menjadikannya di tempat yang sama bernama ' gerhana'.benar. gerhana menjadi penyatuan dan bukti bahwa kita bisa menyaksikan matahari dan bulan di tempat yang sama.itu berarti masihkah ada kesempatan untukku membuktikan bahwa cintaku bisa bersatu? entah masuk akal atau tidak perumpamaan itu. hanya terlintas dalam benak begitu saja ketika aku memikirkan hubungan asmaraku. di saat takdir mempermainkan manusia. di saat dua orang yang tengah dimabuk cinta harus menelan pahitnya luka. kami tak bisa bersama dengan alasan sederhana. sederhana memang, tapi begitu bahaya. cinta kami berbeda. terkadang terbesit di benakku. apa masih bisa dikatakan cinta jika aku mengabaikan hal paling sakral bagi manusia? hubungan telah terjalin dua tahun lamanya. hanya informasi. kami dalam keadaan baik tanpa masalah yang membelit. banyak di antara teman kami yang menyukai hubungan ini dan berharap berakhir indah. mereka sama seperti kami. cinta membutakan perbedaan. cinta sungguh merobohkan dinding pembatas yang dianggap sakral.tak ada masalah dalam hubungan kami bukan berarti aku tenang. hati dan otakku berperang. perasaan dan logikaku beradu. benar-benar kacau. antara selesai atau berjuang. bahkan, aku pernah menulis di catatan harianku tentang kegilaanku akan cinta ini. sudah telak. tak bisa dibantah. sepenggal pesan antara naufal denganku sudah menunjukkan bahwa kami harus mengakhiri. baca juga:panda kecil kini aku harus berhadapan dengan pria yang sempat mengisi hatiku. di sebuah kafe yang akan menjadi saksi berakhirnya cerita yang dulu sempat aku yakini akan bersatu.jika kami memulai hubungan dengan mengabaikan kepercayaan, kami akhiri hubungan dengan senyum mengikhlaskan. "terima kasih, kak naufal," kataku seraya mengaduk-aduk minuman di depanku.aku tersenyum kecil. mendongak tepat pada manik matanya dan dapat kulihat rasa sayangnya padaku tulus."semuanya. selama ini hanya kakak yang ada di saat aprilia butuh apa pun itu."aku bisa melihat senyumnya mengembang. lalu ia mengangguk. mengambil cangkir di depannya dan menyeruput pelan. "aku juga terima kasih aprilia, karena sudah memberiku kisah cinta yang indah untuk dikenang. kamu wanita yang baik semoga bertemu dengan pria yang baik dan seiman."kami saling diam. membiarkan perasaan dan suasana mengambil alih keadaan saat ini."kakak juga." lalu kami berpisah di depan kafe. mengambil langkah kami masing-masing. banyak cerita indah dan menyayat luka perjalanan cinta kami. baca juga:aroma kopi di bawah kaki pesagi "dapat mengambil keputusan sendiri adalah kemerdekaan yang indah. ada perasaan lega yang tak dapat kulukiskan dengan kata-kata. kejutan yang menyenangkan datang setiap harinya. aku tak tahu apa lagi yang akan terjadi dalam hidupku setelah ini, cinta adalah sahabat yang licik, tapi aku siap menerima tantangan baru." (dari novel ayah karya andrea hirata). pada akhirnya, aku kembali sendiri. memperbaiki diri untuk menjemput seseorang yang kelak menjadi milikku secara pasti. dear, my future husband maaf, hatiku sudah tak lagi suci, karena pernah dimiliki oleh seorang pria lain.semoga kau memaafkanku.(*)
1
2
3
4
»
Tag
# beda yang sama
# cerita pendek
# cerpen
# sastra
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Koran Radar Lampung Edisi Minggu 25 Februari 2024
Berita Terkini
Hari Jadi ke-59, Bank Lampung Rilis Visi-Misi dan Core Value Baru
Ekonomi Bisnis
1 jam
Musrenbang Kelurahan Yosorejo Usulkan Perbaikan Jalan
Lampung Raya
1 jam
Banjir Masih Merendam Desa Talangbatu Mesuji
Lampung Raya
1 jam
Jangan Terlewat, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Tebar Diskon hingga 59 Persen
Ekonomi Bisnis
3 jam
Masjid Raya Al-Bakrie Perdana Digunakan untuk Salat Jumat
Metropolis
4 jam
Berita Terpopuler
DPRD Pringsewu Dorong Pembenahan Wisata dan Kolaborasi dengan UMKM untuk Bangkitkan Pariwisata Lokal
Politika
21 jam
Perkara Dana Hibah LPTQ, Sekda Pringsewu Ditahan
Berita Utama
22 jam
Kepala Daerah Terpilih Diminta Sabar, Pelantikan Ditunda Antara 18-20 Februari 2025
Berita Utama
5 jam
Mahasiswa KKN Unila Dorong UMKM Baru
Pendidikan
22 jam
Berstatus BLUD, SMKN Padangcermin Perkuat Lima Tefa
Pendidikan
22 jam
Berita Pilihan
Hasil Drawing Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Satu Grup dengan Korsel
Olahraga
1 minggu
OJK Batasi Usia dan Gaji Minimal Peminjam Paylater
Ekonomi Bisnis
1 minggu
Klub Bundesliga Jerman Borussia Monchengladbach Rekrut Bek Timnas Indonesia
Olahraga
1 minggu
Prediksi Atletico Madrid vs Bayer Leverkusen, Rabu 22 Januari 2025: Ambisi Bangkit di Wanda Metropolitano
Olahraga
1 minggu
Gantikan Giovanni Van Bronckhorst, Solskjaer Kini Latih Besiktas
Olahraga
1 minggu