Pemkot Bandar Lampung Pantau Bahan Pokok Jelang Ramadhan

PANTAU BAHAN POKOK: Pemkot Bandarlampung memantau pasokan bahan pokok di beberapa pasar tradisional jelang Ramadan.-FOTO IST-

BANDARLAMPUNG Pemkot Bandarlampung memantau pasokan bahan pokok. Ini dilakukan agar bisa memetakan bahan pokok aman dan mencukupi jelang bulan suci Ramadan.

Organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Bandarlampung melakukan pemantauan di 12 pasar tradisional dan pasar ritel modern, Sabtu (17/2). Pemantauan pasar ini, yang bisa disebut sebagai inspeksi, dipimpin oleh Wakil Wali Kota Bandarlampung Deddy Amarullah dan Sekretaris Kota Iwan Gunawan.

’’Dalam pemantauan ini, kita memperhatikan harga dan ketersediaan komoditi seperti beras, cabai, dan lain-lain. Insya Allah, kita harapkan stabilitas harga dapat terjaga dengan baik selama bulan puasa," ujar Deddy.

BACA JUGA:Masyarakat Wajib Waspada, Cuaca Ekstrem Landa Lampung, Ini Waktunya

Iwan Gunawan, yang juga merupakan ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bandar Lampung, menjelaskan bahwa penurunan tim ini, yang terdiri dari semua kepala OPD termasuk para asisten I, II, dan III, serta kepala dinas terkait lainnya, adalah berdasarkan perintah dari Wali Kota untuk mengecek harga bahan pokok di pasar tradisional dan ritel modern.

"Hari ini ada dua tim yang turun, dalam rangka memastikan ketersediaan bahan pokok makanan di pasar tradisional dan ritel modern. Saya sendiri meninjau Pasar Kangkung, Pasar Panjang, Cimeng, dan ritelnya di Gelael, sementara tim lainnya meninjau lokasi lainnya," ungkapnya.

Dalam pemantauan tersebut, pihaknya mendapati bahwa harga beras mengalami kenaikan dan terjadi kekosongan beras di pasar ritel modern Gelael.

BACA JUGA:Salah Masukkan Data ke Sirekap, Partai Golkar Atensi KPPS Tulang Bawang Barat Lampung Tanggung Jawab

"Di Pasar Kangkung, kami menemukan satu toko yang sedang menurunkan pasokan beras SPHP dari Bulog, dan di Gelael tidak tersedia beras karena sedang menunggu pasokan," jelasnya.

Iwan, sebagai pengawas ritel modern, juga mengungkapkan bahwa ada permintaan untuk menjual beras premium di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), namun hal ini tidak diperbolehkan sesuai peraturan Mendag.

Selain beras, pemantauan juga dilakukan terhadap komoditas lain seperti cabai, minyak, dan telur, yang pasokannya aman hingga menjelang bulan Ramadan.

BACA JUGA:Setahun, ASDP Catat 45,6 Juta Orang Nyebrang Pelabuhan

"Meskipun ada kekosongan beras premium di pasar ritel modern, kami mengimbau masyarakat menengah atas untuk membelinya di pasar tradisional, karena stoknya melimpah di sana," ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk tidak khawatir, karena menurut Presiden Joko Widodo, kenaikan harga beras tidak akan berlangsung lama.

"Menurut Pak Jokowi, kita bisa tenang karena harga beras dalam satu hingga dua minggu ke depan akan kembali normal," tambahnya. (mel/c1/abd)

 

 

 

Tag
Share