Langit
Ilustrasi-Sajjad Saju/Pixabay--
Oleh : Syakira Mufida Putri Dewan
Hai, namaku Langit, Langit Aryudha. Umurku 13 tahun. Rumahku berada di sebuah kampung yang dekat dengan bandara. Jadi, setiap kali aku memandang langit di luar rumah, pasti ada saja pesawat yang terlihat melewati atap rumahku.
Aku memiliki sahabat, namanya Bintang. Langit dan Bintang, memang unik sekali kehidupanku. Aku dikelilingi oleh sesuatu yang berhubungan dengan namaku, Langit.
Awal persahabatanku dengan Bintang tidaklah mulus. Saat pertama Bintang bergabung di kelasku sebagai siswa baru, ia sangat pendiam, tidak suka bergaul, pemurung, dan suka menyendiri. Aku yang sesekali mencoba menyapa dan mengajaknya berteman justru tak diacuhkannya.
BACA JUGA:JUARA OLIMPIADE
Bukan Langit namanya, jika tidak memiliki rasa penasaran yang tinggi. Suatu hari kucoba untuk mengikuti Bintang ke rumahnya. Betapa terkejutnya aku, ternyata rumah Bintang hanya berselang beberapa rumah dari rumahku.
Saat aku berada di pintu pagar rumahnya, kucoba mengamati keadaan sekeliling. Tiba-tiba saja ada yang melongok dari pagar. Aku pun terkejut.
“Ngapain kamu di sini?” tanya orang itu, yang ternyata adalah Bintang.
“E-eh, maaf, tadi aku ngikutin kamu dari belakang karena mau tahu rumah kamu,” ucapku sedikit gugup. Bintang hanya melihatku dengan muka datar lalu dia melangkah pergi.
“Bisakah kita berteman?” tanyaku. Aku meyakinkan diriku untuk bertanya hal itu kepadanya. Langkahnya terhenti.
BACA JUGA:Manusia Pilihan
“Mengapa kau selalu ingin berteman denganku?” tanya Bintang tanpa menoleh ke arahku. “Mengapa kau tidak ingin memiliki teman?” balasku ingin tahu.
Ia menoleh ke arahku dan berjalan mendekat. “Aku hanya ingin sendiri untuk sekarang.”
“Kenapa?” tanyaku sambil menaikkan alis tidak mengerti.
“Sebelum pindah ke sekolah ini, aku selalu dirundung oleh teman-temanku. Mereka bilang aku anak broken home, anak yang gak punya bapak. Aku takut untuk kembali bergaul. Aku hanya takut kejadian seperti dulu terulang kembali.”
Aku terdiam mendengar cerita Bintang. Aku berusaha membujuknya dan meyakinkannya bahwa aku dan teman-teman lain di sekolah tidak akan merundungnya seperti teman-temannya dulu. Ia pun akhirnya mau membuka diri dan bersahabat denganku.
BACA JUGA:Bronze
♥♥♥