Multazam Jadi Tempat Mustajab Berdoa di Masjidilharam, Ini Lokasinya!
Foto AFP--
ISRA Mikraj merupakan perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa. Lalu, berlanjut dengan naik ke langit menuju Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah langsung dari Allah untuk menunaikan salat.
Masjidilharam menjadi salah satu tempat suci umat Islam di dunia. Setiap tahun selalu dikunjungi jamaah haji dan umrah untuk beribadah. Di Masjidilharam, terdapat Kakbah di dalamnya. Pelaksanaan salat dilaksanakan secara melingkar karena semua arah menghadap ke kiblat. Jadi bentuk Masjidilharam melingkari Kakbah.
Dikutip dar NU.Online, para jamaah, khususnya yang baru kali pertama ke Masjidilharam, rawan tersesat karena sedemikian banyak pintu yang bentuknya mirip. Ketika keluar dari pintu yang salah bisa mengarah ke jurusan yang berbeda.
Bangunan Masjidilharam terus mengalami perluasan dari zaman ke zaman. Di Masjidilharam, tempat yang mustajab untuk berdoa berada di Multazam yang lokasinya antara Hajar Aswad dengan pintu Kakbah. Nilai salat di Masjidilharam setara dengan 100 ribu kali dibandingkan salat di masjid biasa.
Jejak Rasulullah di Masjidilharam, terdapat lokasi yang diyakini sebagai tempat kelahiran Rasulullah yang kini tempat tersebut diubah menjadi sebuah perpustakaan Makkah Al Mukarramah. Lokasinya di bagian timur Kakbah.
Makam bersejarah Masjidilharam berlokasi tak jauh dari makam bersejarah bernama Ma’la. Di makam ini disemayamkan jenazah para keluarga Nabi Muhammad SAW, termasuk istri pertama nabi, Sayyidah Siti Khadijah. Makam ini. Pemakaman yang juga terkenal dengan sebutan Jannatul Ma’la (surga tinggi) ini berada di sebelah utara Masjidilharam. Al-Ma’la terbentang di dataran tinggi bukit Jabal As-Sayyidah, perkampungan Al-Hujun yang letaknya tidak jauh dari Masjidilharam. Jika Anda berada di Masjidilharam, bisa keluar ke arah utara, berjalan kaki ke arah terminal Syib Amir sekitar 500 m. Setelah itu, Makam Ma’la berada di pojok utara terminal, sekitar 500 meter.
Dikutip dari Wikipedia, sejarah Masjidilharam tidak lepas dari pembangunan Kakbah jauh sebelum manusia pertama, Adam, diciptakan. Setelah Adam dan Hawa turun ke bumi, mereka diperintahkan oleh Allah untuk membangun bangunan di sebuah lembah yang bernama Bakkah (saat ini menjadi bagian dari Kota Makkah al-Mukarramah). Namun, bangunan tersebut hancur akibat air bah pada masa Nabi Nuh AS.
Selama beberapa abad kemudian, Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, untuk membangun sebuah bangunan di tengah perempatan Kota Makkah untuk dijadikan tempat beribadah. Mereka berdua diyakini sebagai orang yang kali pertama meletakkan Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim di sekitar Kakbah. Sejak pembangunan tersebut, Kakbah dan Masjidilharam dijaga oleh para keturunan Nabi Ismail AS.
Masjidilharam menjadi pusat atau tujuan utama para peziarah, terutama Kakbah. Akibatnya, Abrahah dari Yaman merasa iri dan ingin menghancurkan Kakbah. Mereka membawa pasukan bergajah untuk menghancurkan Kakbah. Namun ketika dalam perjalanan, semua pasukan itu dilempari batu berapi dari neraka oleh burung-burung ababil. Pasukan tersebut mati dalam keadaan tubuh yang rusak dan berlubang-lubang selayaknya daun-daun yang dimakan ulat. Peristiwa itu terjadi pada Tahun Gajah, yakni tahun saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan yaitu pada 571 M.
Setelah 17 tahun setelah percobaan penyerangan Kakbah, bangunan Kakbah hancur akibat banjir besar yang melanda Kota Makkah. Para petinggi Quraisy sepakat untuk menggunakan uang yang halal dalam pembangunan Kakbah. Akibatnya, ukuran Kakbah menjadi lebih kecil dari ukuran sebelumnya sehingga Hijir Ismail tidak termasuk ke dalam Kakbah. Pertikaian terjadi antara para petinggi Quraisy setelah masanya peletakkan batu Hajar Aswad. Mereka berselisih tentang siapa yang berhak meletakkan batu itu. Hingga akhirnya, datanglah Muhammad yang mengusulkan agar batu itu diletakkan di sebuah kain yang setiap ujungnya dipegang oleh masing-masing ketua kabilah. Berkat peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW digelari sebagai Al-Amin. (sya)