Salat Sarana Komunikasi Manusia dengan sang Pencipta

-ilustrasi edwin/radar lampung-

BANDARLAMPUNG - Isra Mikraj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Momen ini menunjukkan kebesaran Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Muhammad SAW.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung Prof. K.H. Moh. Mukri mengatakan Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidilharam (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina).

Kemudian Mikraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Perjalanan lintas dimensi ini memiliki peran yang sangat penting bagi umat Islam karena saat Mikraj turun perintah salat yang diwajibkan kepada seluruh muslim hingga saat ini.

’’Kalau kewajiban lain melalui Malaikat Jibril. Tetapi untuk kewajiban salat ini, Nabi Muhammad SAW langsung menghadap Allah SWT. Maka diwajibkan syariat salat," ujar Prof. Mukri.

BACA JUGA:Salat Diwajibkan 50 Kali, Dapat Dispensasi Jadi 5 Kali

Menurutnya, sebelum berangkat Isra Mikraj, Nabi Muhammad SAW mendapatkan cobaan yang cukup berat. Di mana, orang terdekat dan kesayangannya wafat. Mereka adalah istri nabi Khadijah dan kakeknya Abdul Muthalib.

’’Sehingga beliau dalam kondisi yang sangat berduka. Maka berangkatnya Nabi Muhammad SAW melaksanakan Isra Mikraj ini merupakan suatu hal yang luar biasa," ungkapnya.

Prof. Mukri melanjutkan salat memiliki posisi yang sangat penting dalam agama Islam. ’’Karena di dalam Islam, salat itu ibarat tiang rumah. Ibadah lain tidak dianggap sah kalau seseorang tidak menjalankan salat," tuturnya.

Makna strategis lain Isra Mikraj adalah perjalanan horizontal yang meggambarkan hubungan manusia dengan manusia. ’’Perjalanan ini juga menggambarkan pentingnya manusia membangun komunikasi yang baik dengan sesama manusia," ungkapnya.

Selain perjalanan horizontal, perjalanan juga secara vertikal atau mendaki. Yaitu saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha.

BACA JUGA:Lima Amalan Dianjurkan saat Memperingati Isra Mi’raj

’’Artinya manusia itu bukan hanya baik dengan sesama kehidupan manusia atau hablum minannas. Juga hubungan manusia dengan Allah SWT atau hablum minallah," terangnya.

Sehingga, perjalanan ini menggambarkan kepada manusia bahwa hidup bukan hanya penting membangun hubungan baik kepada sesama manusia, tetapi juga membangun hubungan baik dengan Allah SWT.

’’Salah satu cara membangun hubungan yang baik dengan Allah SWT itu dengan bentuk salat. Bahkan Nabi Muhammad SAW sebelum Isra Mi'raj dicuci dulu hatinya. Dibelah oleh Malaika Jibril," bebernya.

Tag
Share