RAHMAT MIRZANI

Respons Cepat, Warga KIS-nya Mati Langsung Dibawa ke Rumah Sakit

RESPONS KIS TAK AKTIF: Plt. Kepala Diskes Bandarlampung Desti Mega Putri usai peresmian gedung instalasi farmasi Bandarlampung, Selasa (6/2).-FOTO MELIDA ROHLITA/RADAR LAMPUNG-

Menurutnya, beberapa upaya telah dilakukan. Seperti mendatangi BPJS hingga Dinas Sosial (Dissos) Bandarlampung untuk menanyakan mengapa kartunya tidak bisa digunakan lagi. ’’Waktu itu, saya datang ke BPJS Kesehatan Bandarlampung. Tetapi sampai di sana, saya disuruh mengeceknya ke Dinas Sosial kota untuk menanyakan apakah kuota untuk KIS pengobatan saya masih ada atau tidak," katanya.

Namun setelah mendatangi Dissos, dirinya mengaku tidak mendapatkan kuota KIS yang sangat dibutuhkannya mengingat urgensitas penyakit bagi istrinya yang sedang hamil. ’’Sampai sana, saya tanya kartu saya enggak bisa digunakan. Padahal saya sudah datang berkali-kali ke Dinas Sosial, tetapi mereka bilang kuotanya masih belum ada. Saya bingung kuota apa yang dimaksud," ucapnya.

Diakui hingga kini dirinya belum melapor ke RT maupun lurah setempat mengingat sejak awal dirinya sudah diminta untuk melapor ke Dissos Bandarlampung. Mengingat usia kandungan istrinya yang sebentar lagi melahirkan, Indra pun mengungkapkan kebingungannya. Terlebih, penyakit talasemia yang membuat istrinya semakin lemah dengan HB di angka 7.

’’Saya harap pemerintah bisa mengaktifkan lagi KIS kami. Soalnya HB istri saya sudah rendah banget karena harusnya sudah transfusi, ditambah bentar lagi lahiran anak kedua," ucapnya lirih.

Sementara, Lurah Langkapura M. Agus seakan kurang peduli. Dia justru meminta warganya yang punya keterbatasan fisik tersebut melapor ke RT terlebih dahulu. ’’Soal KIS coba hubungi RT-nya ya Bu," singkatnya. 

Terpisah, Kepala Dissos Bandarlampung Aklim Sahadi mengtakan jika pihaknya belum mengetahui adanya laporan itu. Aklim menyebut jika KIS adalah program pemerintah pusat yang sewaktu-waktu bisa terputus berdasarkan data saat ini.

’’Tetapi, kita enggak bisa berbuat apa-apa karena ini program pusat, jadi menunggu kuota," ujarnya.

Aklim menyarankan warga tersebut untuk datang kembali ke kantornya guna didaftarkan menjadi anggota KIS daerah.

’’Kita kan punya program kesehatan berobat gratis. Tinggal bawa KTP saja untuk warga Bandarlampung ke 15 rumah sakit di Bandarlampung. Jadi ajukan lagi, nanti kita aktifkan lagi. Bawa saja KTP dan KK-nya ke Dinas Sosial. Saya heran kenapa orang Bandarlampung ini banyak yang tidak paham kalau pemkot punya pendidikan gratis dan kesehatan gratis," ungkapnya tanpa memahami kondisi pasutri tersebut keduanya sama-sama tunanetra. (mel/c1/rim)

 

Tag
Share