Itera Berharap Inovasi Teknologi Dikembangkan di Daerah, Ini Respons Kemendagri!
AUDIENSI: Rektor Itera Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha beserta jajarannya saat audiensi dengan Sekretaris Jenderal Kemendagri Dr. Hi. Suhajar Diantoro, M.Si. di kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (25/1).--FOTO HUMAS ITER
JAKARTA – Institut Teknologi Sumatera (Itera) menyampaikan berbagai inovasi teknologi yang diharapkan dapat dikembangkan di daerah dan program riset seputar ketahanan pangan, kesehatan, hingga energi ramah lingkungan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Hal ini disampaikan Rektor Itera Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha beserta jajarannya saat audiensi dengan Sekretaris Jenderal Kemendagri Dr. Hi. Suhajar Diantoro, M.Si. di kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (25/1).
Prof. I Nyoman Pugeg menyampaikan dalam usia yang baru memasuki 10 tahun, peranan Itera di Sumatera diharapkan dapat membantu menyelesaikan berbagai permasalahan di daerah. Di antaranya kemiskinan, lapangan kerja, kesehatan, pangan, energi, dan lingkungan. ’’Itera memiliki lebih dari 20.000 mahasiswa tersebar di 42 program studi pada tiga fakultas. Saat ini, Itera sudah meluluskan 5.152 sarjana dari berbagai daerah di Indonesia,’’ katanya.
Dengan keberadaan Research Center yang ada di Itera, seperti Biosustain Research (BIRC), Intelegent Technology Research (ITRC), Material and Energy Research (MERC), dan Sustainable Infrastructure Research Centre (SIRC), kata Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha, diharapkan dapat menjadi sarana menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi daerah.
Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha juga menyampaikan seputar program Wakaf Iptek Itera sebagai upaya kemandirian perguruan tinggi dalam pendanaan pengembangan Iptek. ’’Di daerah, peranan Itera juga dilakukan dengan membantu memetakan risiko bencana melalui pemetaan digital. Seperti di Waykanan dan Lampung Tengah. Upaya tersebut untuk mencegah timbulnya banyak korban jiwa ketika terjadi potensi bencana, seperti gempa bumi, kebakaran hutan, bajir, hingga kekeringan. Dalam bidang Kesehatan, Itera juga ingin banyak berkontribusi dengan inovasi-inovasi penerapan teknologi. Seperti ambulance drone untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan di tempat yang masih sulit dijangkau,” ujarnya.
Sedangkan untuk ketahanan pangan, kata Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha, berbagai produk pengembangan pangan alternatif diciptakan Itera. ’’Salah satunya mi berbahan baku singkong. Keberadaan Itera di Sumatera diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemaslahatan Sumatera dan Indonesia. Dengan itu, Itera berharap mendapat dukungan melaksakan beberapa program tersebut,” ungkapnya.
Suhajar Diantoro mengapresiasi serta mendukung berbagai inovasi dan program yang dijalankan Itera, khususnya dalam bidang pengembangan teknologi. ’’Dengan kondisi persaingan pasar dunia yang semakin masif, inovasi anak bangsa khususnya di perguruan tinggi sangat penting untuk menjaga kestabilan dalam negeri,’’ katanya.
Suhajar Diantoro juga berkomitmen melibatkan sumber daya yang dimiliki perguruan tinggi, termasuk Itera, untuk mendukung program yang dijalankan pemerintah daerah di bawah koordinasi Kemendagri. ’’Tindaklanjut dari penerapan inovasi program harus segera dilaksanan dengan menghadirkan berbagai stakeholder di daerah, khususnya pimpinan daerah,” ujarnya.
Suhajar Diantoro juga berkomitmen membantu menyosialisasikan langsung berbagai program pengembangan teknologi yang digagas Itera kepada para kepala daerah, khususnya di Provinsi Lampung. ’’Ini sebagai wujud nyata peran perguruan tinggi berkontribusi secara maksimal membantu menyelesaikan berbagai permasalahan daerah, khususnya di Sumatera,’’ tegasnya. (rls/c1)