Minggu, 24 Nov 2024
Network
Beranda
Berita Utama
Ekonomi Bisnis
Lampung Raya
Politika
Olahraga
Metropolis
Lainnya
Advertorial
Edisi Khusus
Iklan Baris
Sosok
Bursa Kerja
Arsitektur
Wisata dan Kuliner
Otomotif
Teknologi
Lifestyle
Kesehatan
Hobi
Kriminal
Pendidikan
Edisi Ramadan
Network
Beranda
Lainnya
Detail Artikel
Manusia Pilihan
Reporter:
Rizky Panchanov
|
Editor:
Rizky Panchanov
|
Jumat , 26 Jan 2024 - 20:15
-Ilustrasi Andrea 1597/PIXABAY-
***
manusia pilihan karya alvika zahra - madrasah aliyah guppi banjit sebagai siswa kelas 12 semester akhir, tentu kami sedang menyiapkan diri untuk melanjutkan kehidupan setelah lulus nanti. banyak sekali rencana yang sedang ditata. ada yang berencana untuk langsung bekerja, ingin mengadu nasib di perantauan, dan banyak pula yang sedang mempersiapkan diri melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. tak terkecuali aku, aluna dezara. namaku mulai dikenal oleh warga sekolah semenjak aku menjadi pengurus osis sebagai ketua divisi teknologi informasi dan komunikasi, serta menjadi dewan ambalan pramuka di sekolahku. sejak bergabung di divisi tik aku mulai tertarik mendalami dunia seputar konten dan jurnalistik. beberapa karya tulisku telah dimuat di laman resmi sekolah. bahkan aku kerap mewakili sekolahku dalam olimpiade menulis. tak jarang aku pun menjadi juara. aku juga pernah bergabung dalam tim humas sekolah menjadi ketua mading sekolah serta mengelola dan mengembangkan teknologi di ruang lingkup sekolah. tak hanya itu, aku juga mengemban posisi penting dalam dewan ambalan pramuka di sekolaku, yaitu sebagai sekretaris. baca juga:indonesia emas yang hijau dan adil berdasarkan pengalaman inilah aku berhasil menemukan passion dan minatku, yang menjadi acuanku untuk memilih jurusan ketika mendaftar kuliah. mimpi untuk berkuliah sudah mengakar di dalam diriku sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. universitas indonesia, kampus kuning itu adalah impianku selama ini. namun, orang tuaku tak memberiku izin untuk melanjutkan pendidikan ke sana, terlalu jauh untuk usiaku saat ini, kata mereka. aku hanya bisa pasrah dan mengubur dalam-dalam mimpiku untuk berfoto mengenakan jas almamater kuning dengan latar belakang gedung rektorat kebanggaan universitas itu. namun, hal itu tak bisa menghentikan langkahku untuk melanjutkan pendidikan. fakultas oranye, universitas lampung, adalah tujuanku berikutnya. menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolah dan menyandang gelar sebagai siswa paling berpengaruh bagi perkembangan sekolah merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagiku. hal inilah yang membuatku terpilih sebagai salah satu siswa eligible, siswa yang bisa mengikuti proses pendaftaran perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi dan nilai rapor. baca juga:one of the standards of beauty hari itu adalah hari yang sangat kutunggu, yakni hari pengumuman seleksi nasional berdasarkan prestasi atau snbp. aku sudah tak sabar menunggu hasil seleksi. jantungku sudah tak karuan detaknya. sungguh, aku sangat takut jika hasilnya akan mengecewakanku, bukan hanya aku, tapi juga keluarga dan teman-teman yang sudah mendukungku. aku tidak akan bisa melihat raut kekecewaan di wajah mereka. dengan perasaan yang tak menentu antara rasa takut dan cemas, aku mengambil ponselku. kuketik alamat laman pengumuman dengan tangan yang gemetar. jangan tanya lagi bagaimana keadaan jantungku. degupnya semakin menderu. aku mengisi nomor pendaftaran serta tanggal lahir di kolom pengumuman. tanganku mulai dingin, tapi berkeringat. lalu dengan gelisah aku mengeklik tombol biru yang bertuliskan "lihat hasil seleksi”. “bagaimana hasilnya?” tanya ibuku. aku berusaha tetap tersenyum ketika menatap wajah ibu. aku memilih bungkam dan langsung mematikan ponselku, kemudian merengkuh kedua pahaku seraya melipat kedua tanganku di atas lutut. aku benar-benar tak bisa mengatakan hasilnya, aku tak ingin orang yang sudah mendukungku mati-matian merasa kecewa. ibu mengelus kuncup kepalaku, lalu memelukku dengan hangat. ibu pasti tahu walaupun aku tidak memberitahunya. beliau sangat memahami putri sulungnya ini. tingkahku sudah cukup menjawab pertanyaannya. hingga tanpa kusadari setetes cairan hangat berhasil lolos dari pelupuk mataku. aku balas memeluk erat ibu, kutumpahkan semua rasa sedih dan kecewaku dalam pelukannya. “gak apa-apa, masih ada jalur lain. coba lagi, ya,” ucap ibu yang berusaha menenangkanku. kalian pernah merasakan patah hati? rasanya lebih buruk daripada itu. tenggorokanku tersekat, dadaku sesak, tubuhku lunglai. tak ada yang bisa kulakukan selain menangis, merintih, dan bersedih. seakan duniaku runtuh begitu saja. *** matahari bersinar dengan cemerlang, pagi yang cerah dan bergairah. namun sayang, ada awan kecil yang sedang bergumul dengan kesedihan di sana. rasanya malas sekali untuk datang ke sekolah, tapi keadaan memaksaku untuk tetap datang ke tempat ini dan menjawab pertanyaan yang malas sekali untuk kujawab. kulihat teman-temanku sedang berkerumun di dalam kelas. ah aku tahu, pasti mereka sedang menghujani elisa dan ratna dengan ucapan selamat yang seharusnya juga kudapatkan. kemarin aku melihat reaction story kedua teman sekelasku itu. aku melangkah dengan gontai menuju tempat dudukku yang terletak di barisan nomor dua ujung dekat jendela. aku duduk dengan muka yang kusut dan mata yang sebam akibat terlalu lama menangis semalam. semua perhatian teman sekelasku sedang tertuju pada elisa dan ratna sehingga tak ada yang menyadari raut mukaku yang mengerut. “hei!” suara berat tiba-tiba mengagetkanku dari arah belakang. ah, laki-laki itu selalu saja membuat detak jantungku tak beraturan. laki-laki itu tersenyum manis kepadaku yang sebenarnya malas sekali untuk kutanggapi hari ini. “apa?” jawabku dengan ogah-ogahan. ia menggeser kursi di sebelahku kemudian duduk di sana. namanya alfazil wicakra atau sering kupanggil alfa. salah satu siswa eligible sama sepertiku yang juga bernasib sama. sama-sama ditolak oleh kampus yang sama. “kenapa tuh, muka udah kayak panda yang belum makan bambu selama seminggu?” tanyanya dengan nada mengejek. laki-laki ini pasti sudah tahu alasan mengapa raut mukaku terlihat kusut, tapi sepertinya dia benar-benar hanya ingin mengejekku. menyebalkan! aku sengaja memalingkan muka dan tak menanggapi pertanyaannya karena itu hanya akan semakin merusak suasana hatiku yang sedang tidak baik-baik saja. sepertinya ia menyadari kalau aku tidak nyaman dengan pertanyaannya. “ehm ... aku tahu kok gimana perasaamu sekarang.” ia berusaha mengajakku kembali berbicara, tetapi kali ini dengan nada bicara yang serius, bukan mengejek atau sekadar bercanda. ucapannya membuatku kembali menengok ke arahnya. “kamu lupa kalau kita senasib? aku juga ditolak kali sama itu ptn, enggak cuma kamu doang! tapi, setelah kupikir-pikir, ada untungnya juga kamu ditolak,” ucap alfa sembari mengetuk-ngetuk keningnya dengan jari telunjuk, sok berpikir keras. mataku seketika terbelalak mendengar perkataannya. tanpa aba-aba aku langsung memukul punggungnya dengan cukup keras. “ushh....” alfa meringis kesakitan seraya mengusap-usap punggungnya. “kenapa pake mukul segala, sih? sakit tahu!” “untung dari mana alfaaaa? gila kamu! orang lagi sedih gini dibilang untung enggak diterima, seakan-akan aku memang enggak pantas lulus,” ucapku dengan membara. “eh, bukan gitu, cantik. maksudku setiap kejadian itu pasti ada hikmahnya. kita anak cerdas, makanya allah enggak kasih kita lulus di jalur ini.” ia mencoba memberi pengertian kepadaku. “tapi faaa, kalau memang kita anak yang cerdas, kenapa kita ditolak? harusnya kampus-kampus itu memperebutkan siswa cerdas kayak kita, tapi malah elisa sama ratna yang diterima,” tukasku. “dengerin ya, nona aluna dezara yang imut, lucu dan, menggemaskan kayak kucing anggora. kita itu manusia pilihan. allah mau lihat orang-orang kuat kayak kita berjuang lebih keras lagi. allah kasih takdir ini karena allah tahu kita mampu, lun. harusnya kamu bangga sama dirimu sendiri, kamu udah berani mencoba dan merasakan kegagalan.” alfa memandang lekat wajahku, yang membuatku bungkam dan tak bisa menyangga ucapannya lagi karena kali ini yang dia katakan memang benar. “satu hal yang mesti kamu tahu, seorang pemuda yang digadang-gadang akan menjadi presiden ke-10 indonesia pernah berkata, ekhem....” ia berdehem sebelum melanjutkan ucapannya. “masa depan adalah milik dia yang tidak pernah takut memeluk kegagalan!" lanjutnya dengan yakin menirukan gaya bung karno saat membacakan pidato di hadapan seluruh rakyat indonesia. aku tahu ia sedang mengkhayal bahwa dirinya adalah seorang presiden yang sangat bijaksana. ucapannya tidak salah, tetapi caranya menyanjung diri sendiri dengan mengatakan kalau ia adalah calon presiden benar-benar menggelikan. aku tergelak mendengar ucapannya. namun, aku menyadari satu hal, alfa telah menyalurkan energi baru ke alam bawah sadarku. dengan mudahnya ia menghilangkan kesedihanku dan perlahan membuatku menyadari bahwa apa pun yang sudah allah takdirkan adalah yang terbaik untuk kita. allah tak akan pernah salah memilih pundak. allah menguji kita karena allah yakin kita mampu melewatinya. “so, kita berjuang lagi, ya!” aku mengangguk dengan mantap. alfa menggenggam erat tanganku, seolah akan terus membersamaiku dan tak akan pernah melepaskan genggamannya dalam perjuangan ini. genggaman tangan yang masih kurasakan sampai detik ini walaupun kami sudah tidak bersama lagi. aku tak tahu lagi bagaimana kabar lelaki yang sudah mengantarkanku ke kampus kuning ini sekarang. ya, setelah hari itu aku dan alfa semakin sering belajar bersama. kami bersaing untuk menjadi yang terbaik. ambisi kami mengalahkan segala rasa kecewa dan sedih ketika ditolak berulang kali oleh kampus-kampus di kota ini. namun, rencana allah sungguh indah. aku berhasil masuk universitas impianku selama ini, kampus kuning universitas indonesia. sementara itu, alfa berhasil diterima di salah satu universitas terbaik di singapura. sejak saat itu kami tidak pernah bertemu lagi. hai, alfaa. bagaimana kabarmu sekarang? masih ingat aku, kan? ini aku, aluna, temanmu waktu sma. aku masih ingat mimpimu untuk jadi presiden. apa jangan-jangan, kamu benar-benar sudah jadi presiden di negeri singa tidur sana? hahaha... kalau nanti kamu pulang, jangan lupa temui aku, ya! di mana pun kamu berada dan bagaimana pun keadaanmu sekarang, semoga kamu selalu dikelilingi dengan kebahagiaan, alfa. jika takdir mempertemukan kita kembali, satu hal yang ingin kukatakan kepadamu, yang belum sempat kusampaikan saat kita masih bersama. terima kasih sudah menjadi teman yang baik, terima kasih karena telah menemaniku di titik terendahku, dan terima kasih atas energi positif yang sudah kamu salurkan. ***
«
1
2
3
4
Tag
# madrasah aliyah guppi banjit
# alvika zahra
# cerita pendek
# cerpen
# sms
# sastra milik siswa
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Koran Radar Lampung Edisi Minggu 28 Januari 2024
Berita Terkini
Pemkot Bandar Lampung Perbaiki Trotoar untuk Aksesibilitas Penyandang Disabilitas
Metropolis
7 jam
Dewan Desak Perusahaan Bertanggung Jawab Penuh atas Kecelakaan Kerja yang Menewaskan Karyawan
Metropolis
7 jam
Jalan Sandi Hasan di Bandar Lampung Belum Terima Perbaikan dari Pemkot
Metropolis
7 jam
Mau Jadi Sales Marketing Tiki? Segera Masukkan Lamaran!
Bursa Kerja
8 jam
Umitra Butuh Tiga Staf Marketing
Bursa Kerja
8 jam
Berita Terpopuler
Dewan Desak Perusahaan Bertanggung Jawab Penuh atas Kecelakaan Kerja yang Menewaskan Karyawan
Metropolis
7 jam
Ikuti Internasional Young Leader and Business, 10 E-Muda SMe Al-Karim Lampung Magang di USIM Malaysia
Pendidikan
10 jam
Umitra Butuh Tiga Staf Marketing
Bursa Kerja
8 jam
Prediksi AC Milan vs Juventus, Minggu 24 November 2024: Ujian Konsistensi Rosonerri
Olahraga
20 jam
Menakar Dampak Pemutihan Kredit Macet Petani dan Nelayan
Berita Utama
9 jam
Berita Pilihan
Bertualang Sambil Healing ke Air Terjun Batu Putu
Wisata dan Kuliner
1 hari
Update Rangking Timnas Indonesia, Skuad Garuda Naik ke Peringkat 125 FIFA Setelah Kalahkan Arab Saudi
Olahraga
1 hari
Cegah Pegal Saat Bekerja di Kantor, Lakukan 10 Langkah Ini!
Kesehatan
2 hari
Konsumsi 8 Jenis Makanan Ini, Perut Buncit Dijamin Hilang
Kesehatan
2 hari
Ingin Tubuh Sehat? Konsumsi 10 Makanan Musuh Kolesterol Jahat Ini
Kesehatan
2 hari