RAHMAT MIRZANI

Kunjungan ke Samarinda, Anies Baswedan Saksikan Ketimpangan Nyata

SILATURAHMI: Capres nomor urut 1 Anies Baswedan bersilaturahmi bersama ulama, tokoh agama, dan tokoh adat di Samarinda, di Hotel Puri Senyiur, Kamis (11/1). -FOTO IST -

SAMARINDA - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bersilaturahmi bersama ulama, tokoh agama, dan tokoh adat di Hotel Puri Senyiur, Samarinda, Kamis (11/1).

Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022 itu lantas bernostalgia dengan menceritakan kala dirinya kali pertama datang ke Tepian Mahakam pada 1994 silam.

’’Kami bersyukur bisa kembali dan hari ini ada beberapa kegiatan. Tetapi sesungguhnya, Bapak-Ibu sekalian, bagi saya pribadi ke Samarinda ke Kalimantan Timur ini bukan perjalanan karena ada kegiatan kampanye,” kata Anies di Hotel Puri Senyiur, Kamis (11/1).

BACA JUGA:Setelah Merahkan Lampung Selatan, di Lampung, Atikoh Coba Buat Tapis Jelujur, hingga ke Rumah Ibadah

Anies lalu menceritakan saat dirinya menginisiasi program untuk pelatihan anak-anak muda terkait ekonomi se-Kaltim di Tenggarong.

Ketika itu, dia melihat kondisi ketimpangan yang terjadi di Kaltim.

“Waktu itu ke Tenggarong belum ada jembatan. Tahun 94 pesertanya dari seluruh Kaltim yang saya waktu itu kagum karena ukurannya luar biasa besar. Di situ saya menyaksikan pertama kali apa itu ketimpangan secara nyata,” kata Anies.

“Sebagian peserta pelatihan itu masih berkegiatan ekonomi barter dan masih bertanya apa itu konsep uang. Pertanyaan mengapa sih kelompok ini bisa makmur, kenapa kelompok ini bisa lebih kaya, dan kenapa kami tidak bisa makmur,” lanjutnya.

BACA JUGA:Siti Atiqoh Istri Ganjar Pranowo 'Merahkan' Lapangan Sri Tanjung, Lampung Selatan

Anies menjelaskan, dalam pelatihan itu akhirnya para mahasiswa tersebut menyusun sebuah permainan untuk menjelaskan arti dan apa itu peredaran uang.

Lebih lanjut, Anies turut menuturkan ketimpangan juga nampak saat dirinya melihat anak-anak kecil bermain tepi Sungai Mahakam.

“Kami sempat mampir melihat anak-anak itu, dan pada saat yang bersamaan anak-anak ini menunjukkan kondisi kulit yang tidak sehat. Ini menunjukkan bahwa ini tidak sehat,” imbuhnya.

“Sambil duduk ngobrol dari jauh itu saya lihat ada seperti bukit yang saya tidak tau apa. Nanti tunggu sampai dekat, bukit bisa bergerak. Kalau di Jawa bukit tidak bergerak, rupanya itu batu bara itu batu bara, liat itu bukit bergerak, masyaallah,” tambahnya.

Menurut Anies, pengalaman unik yang dirasakannya itu termasuk dalam sebuah ketimpangan.

Tag
Share