Jumat, 22 Nov 2024
Network
Beranda
Berita Utama
Ekonomi Bisnis
Lampung Raya
Politika
Olahraga
Metropolis
Lainnya
Advertorial
Edisi Khusus
Iklan Baris
Sosok
Bursa Kerja
Arsitektur
Wisata dan Kuliner
Otomotif
Teknologi
Lifestyle
Kesehatan
Hobi
Kriminal
Pendidikan
Edisi Ramadan
Network
Beranda
Berita Utama
Detail Artikel
Kacamata Antik
Reporter:
Rizky Panchanov
|
Editor:
Ari Suryanto
|
Jumat , 05 Jan 2024 - 21:42
-Ilustrasi Dariusz Sankowski/Pixabay-
kacamata antik "tring!" suara alarm mulai berbunyi di pagi hari mengusik tidur dara yang nyenyak. suara bising yang ia abaikan membuat seisi kamarnya terlihat kacau. "hua...." ia terbangun sambil mematikan alarm yang terus berdering. masih setengah sadar ia melirik ke arah jam di mejanya. seketika tubuhnya membeku dan terkejut memandang jarum jam menunjukkan pukul tujuh pagi. "habis sudah!" ia meringis sambil berlari ke kamar mandi. ia segera bersiap untuk berangkat sekolah. guru dan teman-temannya pasti sudah memulai aktivitas belajar, sedangkan ia baru bangun dari empuknya tilam. panik, sambil terburu-buru, ia tak sadar telah meninggalkan barang paling penting di kamarnya. "ibu, aku berangkat sekarang," ia mulai berpamitan tanpa menyentuh sarapan di meja makan. baca juga:tentang cinta anak sekolah: cerita yang “stereotipe” "kamu terlihat berbeda hari ini," ujar ibunya yang menyadari ada sesuatu yang kurang dari anak gadisnya. tak sempat mengucapkan apa pun, ibu hanya dapat meletakkan bekal di dalam tas dara. suara klakson dari sepeda motor ayah membuat suasana semakin riuh. dara yang terbiasa datang lebih awal menjadi panik disertai wajah yang ingin menangis. ayahnya yang menunggu di atas sepeda motor sejak tadi mulai menunjukkan raut wajah bosan. "ayo, aku telat!" dara semakin panik. tak tahu mengapa jalanan menuju sekolah terlihat samar, tak seperti biasanya. ayah memutar gas dengan kecepatan maksimal hingga ia sampai di depan pintu gerbang sekolah. entah apa yang dilihat dara setelah sampai di gerbang sekolah. ia langsung masuk ke dalam sekolah tanpa melihat satpam yang tengah menjaga gerbang. ternyata ayah dara menyadari hal yang sama dengan ibu dara di rumah. ada yang berbeda dari putrinya hari ini. dara mulai berjalan menuju kelasnya dan memasuki pintu yang sama warnanya dari setiap kelas. "selamat pagi. maaf, bu, saya telat. sejak tadi pagi jalanan macet." ia menghampiri guru di depan kelas, mencoba memberikan alasan yang biasa dibuat oleh setiap murid yang terlambat. "pagi, kamu dari kelas mana?" suara guru yang asing terdengar, bukan seperti suara guru yang tengah mengajar di kelas seperti biasanya. dara mulai melihat dengan jelas saat mendekat. benar dugaannya, itu bukan guru yang mengajar di kelasnya, tapi guru dari kelas lain. tak lama kemudian, suara gelak tawa terdengar dari seluruh siswa di kelas. ia melihat ke sekeliling kelas dengan samar-samar. sesaat ia mulai menyadari ruangan yang dimasukinya bukan kelasnya. dara terdiam dan malu. "maaf bu, saya…" badannya gemetar tak dapat mengatakan apa pun. baca juga:tips membentuk iguana kontes, pemilihan kandang faktor utama agar anatomi tubuh bagus "tak apa, sebaiknya kamu pergi ke kelasmu." bu guru terlihat maklum sembari mengiringinya keluar kelas. kini dara tersadar bahwa kacamata yang biasa digunakannya tertinggal di kamar. setelah dara masuk ke kelasnya, ia langsung menghampiri guru yang ada di depan kelas dan melihatnya dengan teliti karena takut salah kelas seperti sebelumnya. "maaf, bu, saya lupa..." tak sempat mengatakan yang telah terjadi, bu guru langsung menyuruhnya duduk. teman sebangkunya melambaikan tangan ke arahnya, walaupun samar ia mengetahui bahwa itu lia. "kok kacamatanya tidak dipakai?" tanya lia. "ketinggalan," jawabnya singkat. bu guru mulai menjelaskan mata pelajaran favoritnya, kimia. "apa yang ditulis di papan itu, li?" ia bertanya pada lia. "tak terlihat sama sekali?" lia bertanya sambil menggerakkan jarinya di depan mata dara. "aku hanya melihat samar-samar, li. bagaimana ini?" ia setengah panik. lia yang tak tega melihat temannya yang kesulitan hendak membantunya. tak lama ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, sebuah kacamata bundar. "pakai saja ini," ia menyodorkan kacamata unik itu kepada dara. "tapi kacamata yang aku pakai bingkainya kotak, bukan bundar," ia sedikit menolak. "sudahlah, pakai saja!" lia mulai memaksa. "tapi lensa kacamata ini pasti beda dengan kacamataku. kau tahu kan kalau mataku minus 14. kacamata ini terlihat kuno, sangat tidak cocok untukku.” dara semakin menolak. lia yang jenuh dengan penjelasan dan alasan dara langsung memasangkan kacamata antik itu ke dara yang tidak jelas penglihatannya. "pakai saja!" lia menatapnya dengan penuh paksaan. “baiklah," dara melihat sekitar dengan jelas. kacamata yang digunakan juga terlihat sesuai dengannya. "pas?" lia ingin mendebatnya sekali lagi. dara yang mulai cocok dengan kacamata itu mengacungkan jari jempolnya. bu guru di depan kelas terlihat dengan jelas. "ini hebat. aura kelas tiba-tiba berubah menjadi lebih positif li, menakjubkan!" dara semakin antusias. penjelasan bu guru yang biasanya rumit kini bisa dipahami lebih cepat, ia terlihat semangat setiap bu guru bertanya mengenai materi yang dijelaskan. semua temannya melihatnya dengan heran, dara lebih jenius dari biasanya bahkan dapat mengumpulkan tugas dengan cepat. lia yang melihat temannya hanya tersenyum puas. hari ini cukup memuaskan bagi dara, bahkan ia merasa menjadi lebih percaya diri dari sebelumnya. ia terus memakai kacamata antik itu sampai pulang sekolah. "kacamatamu keren juga,” puji dara. "ya, kacamata itu sebenarnya punya nenekku," lia tersenyum usil pada dara. "apa?" dara terkejut. "kau tetap cantik kok, mirip nenekku," canda lia. "kalau begitu aku mau kembalikan saja," dara melepas kacamata antik lia. "eh jangan!" "kenapa?" "sekarang kacamata itu milikmu," ungkap lia. "ah, tak tertarik. aku tak mau terlihat seperti nenek-nenek." "tapi, jangan dilepas," lia kembali mengingatkan. dara yang keras kepala tetap melepasnya dan langsung pulang ke rumah. "terima kasih atas kacamata kuno nenekmu," dara melambaikan tangan kepada lia. lia terus memperhatikannya dengan sedikit khawatir. sesampainya di rumah, dara langsung mencari kacamata yang selalu digunakan olehnya. kacamata kotak dengan ketebalan kaca yang sangat jarang ditemukan. kacamata itu ada di bawah meja belajarnya. "wah, ketemu! aku takkan meninggalkan dirimu lagi kacamata kesayanganku." ia bersenandung sambil memakai kacamatanya. kini rasanya beda dari biasanya, kacamata kesayangannya tak lagi nyaman digunakan. penglihatannya juga sama saja seperti tidak menggunakan kacamata. ia mulai mengelap kacamata kesayangannya dengan kain. kacamatanya kembali digunakan, tetapi tetap sama seperti sebelumnya. ia yang kesal meminta ibunya memperbaiki kacamatanya. "gimana caranya? ini kan bukan barang elektronik yang bisa dibongkar pasang, nak," ibu mulai heran. "tapi kacamata ini tidak berfungsi dengan semestinya," dara menggerutu kesal. ia bahkan tak dapat melihat kejauhan. rasanya berbeda dengan memakai kacamata antik milik lia. ibu bolak-balik keluar kamar, seperti sedang mencari sesuatu. tak lama kemudian ibu keluar membawa kacamata yang sama seperti kacamata milik nenek lia. kacamata yang antik. "ibu dapat dari mana?" dara bertanya penasaran. "kalau tak salah ini kacamata punya nenekmu yang sudah diberikan kepada ibu. katanya antik dan ajaib lho," ibu berbisik. dara merasa kacamata antik ini sangat sesuai untuknya, bahkan tidak harus sesuai dengan keluhan mata penggunanya, serbabisa. dara yang telah menggunakan kacamata ini sebelumnya mulai bercerita kepada ibu tentang kacamata nenek lia yang membuatnya lebih jenius saat pelajaran kimia. hal tersebut membuat ia lebih percaya diri saat di kelas. "oh, begitu. pantas kacamata kotak itu tidak bisa digunakan." ibu terlihat memahami cerita dara. dara terus memandang ibunya dengan penasaran. "jika kamu sudah pernah memakai kacamata antik ini, kamu tidak akan bisa memakai kacamata yang lain. jadi kacamata kotak kamu atau kacamata baru pun takkan berfungsi saat kamu pakai," ungkap ibu. dara yang tak percaya masih terus melihat ibu dengan penasaran. "jadi aku harus pakai kacamata antik ini selamanya?" ibu mengangguk. dara yang panik langsung menunjukkan ekspresi tak terima. ia merasa menjadi orang yang lebih tua saat memakai kacamata antik itu. "kamu tetap cantik kok," ibu menghibur dara yang masih terdiam. dara tak punya pilihan lain. ia akan menggunakan kacamata antik milik neneknya. ibu juga menceritakan kacamata antik neneknya yang merupakan hadiah pemberian teman dekatnya yang sama-sama memakai kacamata antik. karena itu, keduanya memakai kacamata yang sama dan diwariskan turun-temurun kepada keluarganya. dara langsung menyadari kacamata nenek lia adalah kacamata yang sama seperti milik neneknya. ibu menunjukkan foto nenek bersama dengan teman dekatnya yang sama-sama memakai kacamata antik dan ajaib tersebut. keesokan paginya, dara datang lebih awal dan bertemu dengan lia. lia terlihat berbeda, ia menggunakan kacamata antik milik neneknya. dara yang melihatnya langsung tertawa. "hei, jangan tertawa, nenek!" canda lia. keduanya yang memakai kacamata kembar mulai saling bercengkrama. "kenapa kamu pakai kacamata antik itu, li? kamu mirip nenek kamu lho!" ejeknya. "entahlah, tapi aku lebih percaya diri dengan kacamata ini. walau tak ada masalah penglihatan ternyata kacamata ini membuat aku merasa lebih jenius begitu.” lia terlihat percaya diri. lia juga terkejut saat melihat dara memakai kacamata antik itu. "di mana kau mendapatkan kacamata antik itu? di pasar?" lia penasaran. "enak saja, kacamata yang seperti ini hanya ada dua di dunia, milik nenekku dan nenekmu." lia semakin heran dan tak percaya, dara mulai menceritakan persahabatan neneknya dengan nenek lia yang memiliki kacamata kembar sebagai lambang persahabatan. dara mengeluarkan sebuah barang dari tasnya, yaitu peninggalan neneknya, sebuah foto lama. lia yang baru mengetahui asal-usul kacamata antik itu membuatnya terus melihat foto lama itu. "wah, mereka mirip kita ya, ra." lia melihatnya dengan takjub. kini keduanya tak lagi malu memakai kacamata antik peninggalan neneknya yang sangat keren dan membuat siapa pun yang memakainya menjadi jenius.(*)
1
2
3
4
»
Last
Tag
# kacamata
# cerpen 9 juli
# cerpen
# sastra milik siswa
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Koran Radar Lampung Edisi Minggu 7 Januari 2024
Berita Terkini
Update Rangking Timnas Indonesia, Skuad Garuda Naik ke Peringkat 125 FIFA Setelah Kalahkan Arab Saudi
Olahraga
9 detik
Legislator Minta Pemerintah Tegas Terapkan Aturan Tata Niaga Impor Susu
Ekonomi Bisnis
26 menit
Indonesia-Inggris Perkuat Peningkatan Kerja Sama Ekonomi
Ekonomi Bisnis
54 menit
Rumah Sakit Wajib Waspada, Antibiotik Bisa Bikin Turun Akreditas
Berita Utama
1 jam
Hasil Pemetaan Bawaslu Bandar Lampung, Empat TPS Rawan PSU
Berita Utama
1 jam
Berita Terpopuler
Prediksi Pemenang Pilkada 2024 Se-Provinsi Lampung Versi RLMG
Berita Utama
12 jam
Hamartoni vs Ardian Ketat di Pilkada LAmpura
Berita Utama
11 jam
Ingin Tubuh Sehat? Konsumsi 10 Makanan Musuh Kolesterol Jahat Ini
Kesehatan
23 jam
Iklan Baris 22 November 2024
Iklan Baris
17 jam
H. Riyanto Pamungkas dan Umi Laila Jamin Buat 3000 UMKM Baru
Politika
12 jam
Berita Pilihan
Update Rangking Timnas Indonesia, Skuad Garuda Naik ke Peringkat 125 FIFA Setelah Kalahkan Arab Saudi
Olahraga
9 detik
Cegah Pegal Saat Bekerja di Kantor, Lakukan 10 Langkah Ini!
Kesehatan
19 jam
Konsumsi 8 Jenis Makanan Ini, Perut Buncit Dijamin Hilang
Kesehatan
21 jam
Ingin Tubuh Sehat? Konsumsi 10 Makanan Musuh Kolesterol Jahat Ini
Kesehatan
23 jam
Paul Pogba Resmi Tinggalkan Juventus
Olahraga
3 hari