Kacamata Antik

-Ilustrasi Dariusz Sankowski/Pixabay-

Penjelasan Bu guru yang biasanya rumit kini bisa dipahami lebih cepat, ia terlihat semangat setiap Bu guru bertanya mengenai materi yang dijelaskan. Semua temannya melihatnya dengan heran, Dara lebih jenius dari biasanya bahkan dapat mengumpulkan tugas dengan cepat. Lia yang melihat temannya hanya tersenyum puas. 

Hari ini cukup memuaskan bagi Dara, bahkan ia merasa menjadi lebih percaya diri dari sebelumnya. Ia terus memakai kacamata antik itu sampai pulang sekolah.

"Kacamatamu keren juga,” puji Dara.

"Ya, kacamata itu sebenarnya punya nenekku," Lia tersenyum usil pada Dara.

"Apa?" Dara terkejut.

"Kau tetap cantik kok, mirip nenekku," canda Lia.

"Kalau begitu aku mau kembalikan saja," Dara melepas kacamata antik Lia.

"Eh jangan!"

"Kenapa?"

"Sekarang kacamata itu milikmu," ungkap Lia.

"Ah, tak tertarik. Aku tak mau terlihat seperti nenek-nenek." 

"Tapi, jangan dilepas," Lia kembali mengingatkan. Dara yang keras kepala tetap melepasnya dan langsung pulang ke rumah. 

"Terima kasih atas kacamata kuno nenekmu," Dara melambaikan tangan kepada Lia. Lia terus memperhatikannya dengan sedikit khawatir.

Sesampainya di rumah, Dara langsung mencari kacamata yang selalu digunakan olehnya. Kacamata kotak dengan ketebalan kaca yang sangat jarang ditemukan. Kacamata itu ada di bawah meja belajarnya.

"Wah, ketemu! Aku takkan meninggalkan dirimu lagi kacamata kesayanganku." Ia bersenandung sambil memakai kacamatanya. Kini rasanya beda dari biasanya, kacamata kesayangannya tak lagi nyaman digunakan. Penglihatannya juga sama saja seperti tidak menggunakan kacamata.

Tag
Share