Dari Mimpi SMA ke Panggung Asia, Kisah Pesilat Lampung Perkuat Timnas di SEA Games
Sadan Ahmed Sidik Lisanaka. --
Ia tahu merayakan keberhasilan itu mudah, tetapi menerima kekalahan adalah ujian yang jauh lebih berat.
“Kita sudah latihan sampai mandi keringat, giliran tanding kalah, dan menurut saya sangat sulit untuk bangkit kembali,” ujarnya.
Meski begitu, justru dari titik-titik terendah itulah ia menemukan kekuatan baru untuk bangkit.
Setiap kekalahan dijadikan bahan bakar untuk kembali berlatih lebih keras, hingga akhirnya ia berdiri di puncak, membawa pulang emas PON dan emas Seleknas.
Kini, fokusnya tertuju pada Thailand. SEA Games 2025, yang akan digelar pada 13 hingga 17 Desember, menjadi panggung terbesar dalam perjalanan kariernya sejauh ini.
Dengan kebanggaan yang tak bisa disembunyikan, Sadan melanjutkan latihan intensif dengan satu tujuan: memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
Baginya, membawa Garuda ke pentas Asia Tenggara bukan hanya soal prestasi, melainkan pembuktian mimpi seorang pemuda dari Lampung bisa terbang setinggi apa pun jika dijaga dan diperjuangkan.
Lampung sendiri mengirimkan putra-putri terbaiknya untuk tampil di SEA Games tahun ini.
Selain Sadan di cabang pencak silat, ada Indah Permata Sari dari judo, Ervin dari kabaddi, Rafanael Nikola Niman dari tenis meja, Adi Ayangsyah dari paramotor, Nurhalim Arlendi dari karate, serta Akbar Kurniawan dan M. Vendy Kurniawan dari baseball.
Mereka adalah wajah-wajah muda yang mengemban harapan daerah dan bangsa.
Perjalanan Sadan Ahmed Sidik Lisanaka adalah kisah tentang ketekunan, tentang keberanian menghadapi rasa sakit, dan tentang keyakinan mimpi, betapapun kecilnya saat dimulai, bisa tumbuh besar jika tidak pernah dilepas.
Dari ruang kelas SMA di Lampung hingga arena internasional di Thailand, langkahnya menjadi inspirasi bagi banyak anak muda Indonesia—bahwa siapa pun bisa membuat Garuda terbang lebih tinggi.(*)