Mengenali Disleksia Melalui Tulisan

--FOTO ISTIMEWA

Oleh: Ainin Seha 

(Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

 

DISLEKSIA merupakan suatu kondisi yang menetap. Disleksia tidak bisa disembuhkan karena pada dasarnya disleksia bukan merupakan sebuah penyakit. Namun, kondisi kelainan neurobiologis. 

 

Ketidakmampuan anak yang tampak seperti menghilang atau berkurang pada kondisi dewasa terjadi karena individu tersebut berhasil menemukan solusi untuk mengatasi kesulitan yang diakibatkan oleh disleksia tersebut, bukan karena disleksianya telah sembuh.

 

Beberapa kekurangan di masalah penulisan, dari mulai penulisan huruf yang terbalik, urutan huruf yang berbeda dengan anak yang normal, ketidaktepatan penulisan huruf dalam kata, dan perbedaan yang lainnya. 

 

Penderita disleksia juga mayoritas mengalami kesulitan untuk melakukan proses mengeja. Kondisi demikian menyebabkan para penderita gangguan disleksia lebih gampang untuk mengarang kata yang seharunya tidak sesuai dengan apa yang dimaksud ataupun didengar. Kesalahan mengeja harus ditanggapi secara lebih bijaksana oleh guru. Selama apa yang dituliskan oleh siswa masih bisa dipahami oleh guru. Guru jangan terlalu berfokus pada aspek morfologi, namun bagaimana siswa telah berusaha menuliskan sesuatu sesuai kemampuannya.

 

Dari beberapa kelemahan penderita disleksia, hal itu yang menjadi pembelajaran buat kita juga bahwa perhatian orang tua dan guru ke anak yang terganggu masalah disleksia harus bisa lebih bijak lagi disikapi. Jangan malah bersikap sebaliknya. 

 

Anak-anak disleksia aslinya sama seperti anak-anak normal pada umumnya. Hanya yang membedakan di poin cara belajar dan cara pemahaman mereka yang memiliki perbedaan. Hal tersebut yang harus bisa coba dipahami oleh para orang tua dan orang-orang di sekitar lingkungan mereka. (*)

Tag
Share