PKB Tak Ingin Ikut Campur Konflik Internal PBNU, Minta Diselesaikan Secara Kekeluargaan
PKB memilih tidak mengomentari dinamika internal yang tengah melanda Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), termasuk desakan mundur terhadap Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. -FOTO DISWAY -
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cucun Ahmad Sjamsurijal memilih tidak mengomentari dinamika internal yang tengah melanda Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), termasuk desakan mundur terhadap Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
“Itu urusan PBNU, kita nggak ikut-ikutan,” ujar Cucun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/11).
Cucun juga enggan menanggapi spekulasi bahwa konflik yang terjadi berkaitan dengan isu pengelolaan tambang. Ia menegaskan bahwa persoalan tersebut sepenuhnya menjadi ranah PBNU dan harus diselesaikan secara internal tanpa campur tangan pihak luar.
“Kita nggak ikut-ikutan. Nggak boleh anak ikut isu orang tua. Itu urusan orang tua. Kita nggak paham,” tegasnya.
Gejolak di tubuh PBNU memuncak setelah Rais Aam PBNU mengusulkan agar Gus Yahya mengundurkan diri. Namun, Gus Yahya merespons dengan mengumpulkan para alim ulama di kantor PBNU pada Minggu (23/11) malam.
Katib Aam PBNU, Ahmad Said Asrori, menyampaikan bahwa para ulama sepakat tidak ada pemakzulan terhadap Gus Yahya.
“Sepakat kepengurusan PBNU harus selesai sampai satu periode. Muktamar kurang lebih satu tahun lagi. Tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri. Semua sepakat dan solid 100 persen,” ujar Kiai Said Asrori.
Jika ingin versi lebih pendek, versi straight news, atau versi TV (lead–narasi–SOT), saya bisa buatkan.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya merespons soal riak-riak sejumlah kader NU yang menginginkan dirinya mundur.
Gus Yahya diprotes lantaran kedekatannya dengan zionis Israel bahkan sampai disebut-sebut dalam risalah Rapat Harian Syuriah PBNU.
Meski begitu, dirinya membantah dan mengeklaim apa yang dilakukannya itu demi Palestina dan tak pernah membela Israel.
“Saya itu tahun 2018 sudah pernah pergi ke Israel, saya bertemu Netanyahu (Perdana Menteri Israel), Presiden Israel, saya bertemu juga dengan berbagai elemen di sana di dalam berbagai forum tahun 2018,” kata Gus Yahya dalam keterangannya, Minggu, 23 November 2025.
Kakak eks Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas itu merasa heran atas isu hubungannya dengan Israel yang dinilai dibesar-besarkan. Yahya menilai isu ini cenderung menyerangnya agar tak dipilih lagi dalam muktamar.
“Pada tahun 2021, Muktamar (NU), cabang-cabang dan PWNU milih saya. Mereka sudah tahu saya sudah pernah ke Israel, saya bertemu Netanyahu, mereka memilih saya (menjadi Ketum PBNU),” tambahnya.
Gus Yahya menambahkan, kunjungannya ke Israel pada 2018 lalu itu disebut sebagai komitmen dalam membela Palestina. Bahkan kunjungannya kala itu telah diketahui oleh para pengurus NU di daerah.
“Kenapa? Mereka tahu dan sampeyan bisa lihat juga di berbagai unggahan di internet apa yang saya lakukan di Israel pada waktu di Yerusalem pada saat waktu itu. Oh saya terang-terangan dan tegas di berbagai forum di Yerusalem bahkan di depan Netanyahu bahwa saya datang ke sini demi Palestina. Itu saya nyatakan di semua kesempatan dan saya nggak akan pernah berhenti dengan posisi itu apa pun yang terjadi,” tandasnya.
Seperti diketahui, risalah Rapat Harian Syuriah PBNU ramai beredar. Dalam risalah itu, berisi keputusan Rais Aam dan Wakil Rais Aam PBNU yang meminta Yahya Cholil Staquf mengundurkan diri dari jabatan Ketum PBNU. (jpc/c1/abd)