Ecofest 2025, Lestarikan Budaya lewat Tari
MEMUKAU: Penampilan salah satu peserta Lomba Tari Kreasi Budaya Ecofest 2025.--FOTO MK-LIA NANDA AGUSTINA
’’Inisiatif mahasiswa Ekonomi Pembangunan sangat bagus. Mereka memberi ruang alternatif bagi anak muda untuk berkarya lewat tari,” tambah Nabilla.
Sementara peserta dari Sanggar Beguwai Jejamo menampilkan Tari Siyopan, hasil kreasi yang mereka persiapkan selama lima hari. ’’Latihan kadang kurang kompak, ada yang gerakannya cepat, ada yang lambat. Pas tampil tadi deg-degan banget! Harapannya, semoga bisa lebih kompak dan menang. Seru banget, panitianya juga perhatian,” ujar salah satu penari dengan semangat.
Sementara tim dari SMAN 1 Kedondong, Pesawaran, membawakan Tari Babekh yang menggambarkan tradisi membangun rumah. Persiapan mereka tidak mudah, terutama mencari anggota tim laki-laki.
’’Susah cari cowok yang mau ikut nari, sampai keliling kelas. Tapi, akhirnya bisa juga campur kelas 11 dan 12. Latihan hampir sebulan tiap hari,” kata salah satu anggota tim.
Guru pendamping, Eris Aprilia, mengapresiasi kegiatan ini. ’’Acara seperti ini penting untuk menumbuhkan kreativitas anak-anak. Selain wadah berekspresi, juga membantu UMKM dan memperkenalkan kebudayaan Lampung,” ungkapnya. (*)