Tak Dapat Siswa, Dua SMK Swasta Tutup

NASIB SMK SWASTA: Ketua Forum Komunikasi Kepala SMK Bandarlampung Suprihatin, S.Pd. saat diwawancarai terkait kondisi SMK swasta. --FOTO MK-LIA NANDA AGUSTINA/RLMG

BANDARLAMPUNG – Dua sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta di Bandarlampung tutup tahun ini. Hal itu diungkapkan Ketua Forum Komunikasi Kepala SMK Bandarlampung Suprihatin, S.Pd. saat ditemui di SMK Yapena, Senin (3/11).  

Suprihatin mengatakan ada total 58 SMK swasta di Bandarlampung. ’’Dari 58 SMK swasta, dua SMK dipastikan tutup tahun ini. Kemudian dua SMK lainnya juga terancam tutup. Penyebab utama tutupnya dua SMK swasta, karena SMK negeri tidak membatasi penerimaan siswa baru. Sekolah swasta tidak kebagian siswa,’’ katanya.

 

Dua SMK swasta yang dipastikan tutup tahun ini, kata Suprihatin, yakni SMK Bina Mulya dan SMK Raden Intan. ’’SMK Bina Mulya sudah tidak menerima siswa lagi. Sekarang fokus meluluskan siswa yang tersisa. Begitu juga SMK Raden Intan, sudah bergabung dengan SMK Yapena tahun ini,” ujarnya.

 

Nasib serupa, lanjut Suprihatin, nampaknya juga akan dialami SMK Analisis Kesehatan Trijaya dan SMK Penerbangan Lampung. ’’Kedua SMK tersebut hanya mendapatkan lima siswa baru pada tahun ajaran 2025. Jumlah siswa yang jauh dari cukup untuk menutupi biaya operasional. Kalau siswa cuma lima orang, bagaimana operasional jalan? Kemungkinan tahun depan dua sekolah tersebut juga tutup,” tegasnya.

 

Suprihatin menyebut akar masalahnya tidak ada kontrol terhadap kuota penerimaan siswa di SMK negeri. ’’Secara aturan memang ada kuota, tapi kenyataannya tidak dikontrol. Akibatnya, siswa terserap habis ke SMK negeri. Sedangkan SMK swasta tidak kebagian siswa,” ujarnya.

 

Lebih miris lagi, kata Suprihatin, tahun ini sekolah swasta tidak lagi mendapatkan dana bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) sehingga kondisi keuangan makin terjepit. ’’Jumlah siswa turun, Bosda juga sudah tidak ada. Jadi, mohon pemerintah membuka diri. Ajak rembuk bersama. Sekolah swasta ini juga kan mitra pemerintah dalam memajukan pendidikan, bukan pesaing,” tegasnya. 

 

Pihak Komunikasi Kepala SMK Bandarlampung, kata Suprihatin, berharap Komisi V DPRD dan Disdikbud Lampung bisa duduk bersama untuk membahas solusi konkret. ’’Kami sudah berulang kali audiensi, tapi belum ada hasil. Melalui media ini, kami mohon pemerintah bisa mendengar dan merangkul sekolah swasta,” harapnya.

 

Jika tak ada intervensi dalam waktu dekat, kata Suprihatin, bukan tak mungkin gelombang penutupan SMK swasta di Bandarlampung akan terus berlanjut meninggalkan jejak lesunya minat masyarakat dan ketimpangan antara sekolah negeri dan swasta yang makin melebar. (*)

Tag
Share