Tinggalkan Trickle Down, Terapkan Bottom Up
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal--FOTO ADPIM -
BANDARLAMPUNG – Arah pembangunan ekonomi nasional kini bergerak ke paradigma baru. Sistem trickle down economy yang selama ini menitikberatkan pertumbuhan dari kota besar dinilai tidak lagi mampu menjawab ketimpangan yang terjadi.
Pemerintah pun mulai menerapkan skema bottom up, yakni penguatan ekonomi rakyat yang dimulai dari desa. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menegaskan perubahan haluan ekonomi ini merupakan keharusan jika bangsa ingin melahirkan kesejahteraan yang benar-benar merata.
BACA JUGA:Mahfud M.D. Siap Dipanggil KPK
’’Selama ini ekonomi kuat di kota, sementara desa hanya menunggu limpahan. Sekarang dibalik, desa jadi motor ekonomi. Tapi SDM-nya harus disiapkan agar dana yang masuk menciptakan nilai tambah,” tegas Mirza saat membuka Training Raya Nasional HMI Cabang Bandar Lampung di Komplek Kantor Gubernur Lampung, Sabtu (25/10/2025).
Menurutnya, Lampung sebagai daerah agraris memiliki keuntungan besar dalam transformasi. Komoditas seperti padi dan jagung menjadi fokus peningkatan nilai ekonomi agar petani tidak lagi berada di posisi paling dirugikan dalam rantai pasok. “Kita ingin petani tidak lagi hanya menjadi penonton di tanah sendiri,” tegasnya.
Sementara, Anggota DPD RI asal Lampung, Bustami Zainudin, menambah tekanan bahwa arah pembangunan harus berkeadilan. Tidak lagi berpusat pada Jakarta atau kota-kota megapolitan semata.
“Kemajuan bangsa tidak lahir dari satu kota. Demokrasi dan pembangunan harus tumbuh dari akar, dari kampus hingga desa,” ujarnya.
Bustami turut menggaungkan konsep Green Democracy, yaitu pembangunan yang pro-rakyat, pro-pertumbuhan, sekaligus pro-lingkungan.
“Anak muda harus jadi lokomotif perubahan. Inovasi dari desa adalah masa depan,” katanya menekankan. (pip/c1/yud)