Angin Kencang Terjang Perairan Lampung, BMKG Imbau Nelayan Tunda Melaut

Radar Lampung Baca Koran--

BANDARLAMPUNG – Gelombang tinggi disertai angin kencang tengah melanda sejumlah perairan di Provinsi Lampung. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Lampung mengeluarkan peringatan dini serta mengimbau para nelayan agar menunda aktivitas melaut demi keselamatan.

BMKG menyebut kondisi cuaca ekstrem ini diprediksi berlangsung hingga sepekan ke depan. Peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang dipengaruhi adanya area konvergensi di wilayah Laut Jawa yang berdampak langsung terhadap kondisi maritim di Lampung.

Sejumlah wilayah terdampak meliputi perairan timur Lampung bagian utara dan selatan, serta Teluk Lampung bagian utara dan selatan.

“Kecepatan angin di perairan tersebut bisa mencapai lebih dari 30 knot dan berpotensi mengganggu pelayaran maupun aktivitas pesisir,” ujar Prakirawan BMKG Maritim Lampung, Eka Suci Puspita, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Selain di tengah laut, angin kencang juga dirasakan hingga ke pelabuhan dan kawasan pesisir. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan memantau pembaruan informasi cuaca secara berkala.

Untuk keselamatan, BMKG memberikan panduan bagi pengguna kapal sesuai jenisnya: Perahu nelayan: hindari berlayar bila angin di atas 15 knot dan gelombang melebihi 1,25 meter.

Kapal tongkang: waspadai angin lebih dari 16 knot dan gelombang di atas 1,5 meter. Kapal feri: sebaiknya tidak beroperasi jika angin melampaui 21 knot dan gelombang melebihi 2,5 meter.

Kapal besar seperti kargo dan kapal pesiar: tunda perjalanan jika angin di atas 27 knot dan gelombang lebih dari 4 meter.

“Situasi cuaca ini dapat berubah dengan cepat, jadi kami harap nelayan maupun operator kapal selalu memperhatikan informasi terbaru dari BMKG,” tegas Eka.

Selain itu, masyarakat pesisir juga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob dan gelombang tinggi yang bisa memengaruhi aktivitas pelabuhan serta objek wisata pantai. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia untuk periode 15–21 Juli 2025.

Cuaca ekstrem ini diprediksi terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa bagian barat, serta wilayah tengah dan timur Indonesia.

BMKG menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini dipicu oleh aktivitas atmosfer yang kompleks, termasuk: Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, Mixed Rossby Gravity (MRG)
Gelombang-gelombang atmosfer tersebut memicu peningkatan konvektivitas dan pembentukan hujan, terutama di wilayah seperti Samudera Hindia barat Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Selain itu, sirkulasi siklonik yang berkembang di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera Barat dan Samudera Pasifik utara Papua juga memperkuat pembentukan zona konvergensi dan konfluensi angin, yang turut memicu dinamika atmosfer regional.

Tag
Share