Pengamat: Setahun Memimpin, Prabowo Masih Dibayangi Pengaruh Jokowi

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menilai Prabowo Subianto masih dibayangi pengaruh politik era Jokowi selama tahun pertama kepemimpinannya. -FOTO antara -
JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Presiden Prabowo Subianto masih menanggung beban politik dari masa pemerintahan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Dedi, dalam satu tahun pertama menjabat, Prabowo belum sepenuhnya lepas dari bayang-bayang kekuasaan Jokowi.
“Prabowo tidak hanya menanggung beban politik Jokowi, tetapi juga masih terikat dengan kekuasaan yang dibangun Jokowi,” ujar Dedi melalui pesan tertulis, Senin (13/10).
Ia menilai kondisi tersebut membuat Prabowo cukup kesulitan dalam melakukan konsolidasi kekuasaan, terutama karena adanya sejumlah tantangan politik yang merupakan warisan pemerintahan sebelumnya.
Salah satu pekerjaan rumah besar Prabowo, kata Dedi, adalah menentukan arah kelanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dimulai di era Jokowi. Selain itu, dinamika di internal pemerintahan juga menunjukkan adanya ego sektoral antara figur-figur yang dianggap loyal kepada Jokowi dan tim baru yang dibentuk oleh Prabowo.
“Misalnya, perseteruan antara menteri pilihan Prabowo dan jajaran BUMN menunjukkan masih adanya gesekan antara dua kubu kekuasaan,” jelas Dedi.
Dedi menilai seharusnya Prabowo mampu menuntaskan konsolidasi kekuasaan di tahun pertamanya dengan melakukan perombakan kabinet, terutama terhadap posisi yang masih diisi tokoh-tokoh loyalis Jokowi.
“Prabowo sebaiknya membentuk kabinet yang bebas dari pengaruh masa lalu agar lebih leluasa dan tidak dibayangi post power syndrome dari Jokowi,” ujarnya.
Namun, Dedi menilai langkah tersebut tidak mudah dilakukan dalam waktu singkat. Ia memperkirakan upaya konsolidasi kekuasaan baru akan benar-benar rampung pada tahun kedua pemerintahan.
“Situasi sekarang membuat konsolidasi total sulit tercapai di tahun pertama. Kemungkinan besar, proses itu masih akan berlanjut hingga tahun kedua, apalagi jika sebagian anggota kabinet belum sepenuhnya loyal kepada Presiden,” tuturnya.
Sebagai informasi, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada 20 Oktober 2024. Pemerintahan keduanya membentuk Kabinet Merah Putih yang terdiri dari 49 menteri dan 10 kepala badan atau lembaga setingkat menteri.
Tahun ini, tepat pada 20 Oktober 2025, menandai satu tahun masa pemerintahan Prabowo-Gibran di Indonesia. (jpnn/c1/abd)