Hacker Penjual Data Pribadi dan Perusahaan Ditangkap

Direktorat Siber Polda Metro Jaya menangkap seorang pemuda yang diduga terlibat praktik jual-beli data pribadi di forum gelap. -FOTO RAFI ADHI -

"Mungkin, apakah Bjorka 2020 mungkin, apakah dia Opposite6890 yang dicari-cari, mungkin. Karena di internet everybody can be anybody. Jadi itu masih dalam penyelidikan," katanya kepada awak media, Kamis 2 Oktober 2025.

Menurutnya, kepolisian membutuhkan pendalaman lebih lanjut untuk memastikan identitas asli pelaku di balik berbagai akun dunia maya tersebut. 

"Setiap orang bisa jadi siapa saja di internet, kita perlu pendalaman bukti-bukti, baik data maupun jejak digital," terangnya.

Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco menambahkan, motif utama pelaku adalah uang. 

Ia mengklaim pernah mencoba memeras sebuah bank, namun gagal setelah pihak bank memilih melapor ke polisi.

"Faktanya, terhadap kasus yang kita tangani ini, pemerasan belum terjadi. Jadi motifnya masalah kebutuhan, masalah uang. Segala sesuatu yang dia kerjakan sementara ini untuk mencari uang," jelasnya.

Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku melakukan aksinya seorang diri sejak 2020. Data pribadi yang dijual beragam, mulai dari data perusahaan hingga kesehatan.

Setiap transaksi bisa bernilai puluhan juta rupiah, tergantung kelangkaan data yang diperdagangkan.

"Dia melakukan segala sesuatunya sendiri. Pengakuannya, sekali jual data bisa dapat puluhan juta, tergantung pembeli di dark forum," bebernya.

Fian menegaskan, pelaku bukanlah ahli IT. Ia hanya lulusan SMK yang tidak melanjutkan sekolah, lalu mempelajari teknik peretasan secara otodidak melalui komunitas daring.

"Sehari-hari dia tidak ada pekerjaan, hanya di depan komputer. Sejak 2020 dia sudah mengenal komunitas dark web dan dark forum, dari situ dia belajar mencari uang di dunia maya," ungkapnya.

Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan alasan kepolisian masih berhati-hati dalam menyebut keterkaitan pelaku dengan Bjorka.

"Kenapa jawabannya tadi mungkin? Karena penyidik tidak boleh berandai-andai. Segala sesuatu harus jelas alat buktinya. Makanya jawabannya masih mungkin," ucapnya.

Ia juga mengimbau masyarakat atau institusi yang pernah merasa menjadi korban kebocoran data oleh akun Bjorka atau Bjorkanesia untuk melapor ke Polda Metro Jaya. (disway/c1/yud)

 

Tag
Share