Baru Satu SPPG di Waykanan yang Kantongi Sertifikat Higienis

--

BLAMBANGANUMPU – Kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa sejumlah pelajar di luar Kabupaten Waykanan belakangan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua siswa penerima program serupa di Waykanan.

Meski hingga saat ini belum ada laporan kasus keracunan, para wali murid meminta agar pihak terkait terus meningkatkan pengawasan terhadap penyelenggaraan program MBG, khususnya yang dikelola melalui dapur-dapur MBG di wilayah setempat.

Sejumlah orang tua menilai, pengalaman buruk yang terjadi di luar daerah bisa saja terulang di Way Kanan apabila standar kebersihan dan kualitas bahan makanan tidak dijaga secara ketat.

Karena itu, mereka mendorong Dinas Kesehatan serta Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) yang ditunjuk pemerintah agar memastikan bahan pangan yang digunakan benar-benar aman untuk dikonsumsi anak-anak.

“Kami para orang tua sangat bersyukur, sampai saat ini tidak ada anak-anak kami yang keracunan setelah memakan makanan MBG dari dapur-dapur di Waykanan. Tapi kami berharap pihak yang bertanggung jawab, terutama SPPG dan Dinas Kesehatan, terus memantau kualitas bahan makanan, kebersihan, dan cara pengolahan sebelum dibagikan ke anak-anak,” ujar Sahro, salah satu wali murid, saat dikonfirmasi Radar Lampung.

Senada dengan Sahro, wali murid lainnya, Saron, mengatakan bahwa kejadian keracunan di daerah lain bisa menjadi peringatan bagi Waykanan.

Menurutnya, pengawasan dan pemeriksaan yang ketat terhadap bahan pangan sangat diperlukan agar potensi keracunan dapat dicegah sejak dini.

“Kalau ada buah yang busuk, telur yang tidak layak, atau nasi basi di sini memang pernah ada. Tapi biasanya langsung diganti oleh pihak dapur. Namun yang sering kami lihat, setelah makanan dibagikan, banyak nasi dan sayuran terbuang karena tidak dimakan anak-anak. Itu kan mubazir. Mungkin lebih baik anak-anak juga ditanya mengenai menu yang mereka sukai, sehingga makanan tidak terbuang sia-sia,” kata Saron.

Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan mengaku sudah melakukan langkah pengawasan. Kepala Dinas Kesehatan, Srikandi mengungkapkan pihaknya telah mendatangi 20 dapur MBG yang beroperasi di Waykanan.

Dari hasil kunjungan tersebut, pihaknya memberikan sejumlah rekomendasi terkait kelayakan sarana, standar kebersihan, serta kelengkapan yang wajib dipenuhi untuk menjamin keselamatan anak-anak penerima manfaat.

“Sekarang dapur-dapur MBG di Waykanan sudah mengajukan pelatihan. Namun karena baru ada satu yang memiliki sertifikat laik higienis maka pelatihan dilakukan secara bergilir," kata Srikandi.

Dari 20 dapur MBG, baru 4 yang sudah mengikuti pelatihan resmi. Diskes Waykananmendorong agar semua dapur segera mendapatkan pelatihan agar kualitas makanan lebih terjamin. 

Senada dengan Kadis Kesehatan, Koordinator SPPG Waykanan, Widodo Cipto menegaskan pihaknya selalu mengingatkan penyelenggara MBG agar menjaga kualitas bahan baku dan melakukan quality control (QC) secara ketat sebelum makanan diolah.

Selain itu, ia memastikan dapur MBG di wilayahnya sudah menjalin koordinasi dengan Dinas Kesehatan, puskesmas, hingga aparat keamanan seperti Polsek dan Koramil di tiap kecamatan untuk memastikan pengawasan berjalan efektif setiap hari.

Tag
Share