Palsukan Dokumen Pemain Naturalisasi, FIFA Sanksi Berat Malaysia

DAPAT SANKSI: FIFA menjatuhkan sanksi kepada FA Malaysia lantaran menggunakan dokumen palsu untuk pemain naturalisasi mereka. -Foto FAM-
Media setempat menilai skandal ini sebagai salah satu noda terbesar dalam sejarah sepak bola negeri tersebut.
Pemerintah Malaysia bahkan turun tangan melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan menyatakan rencana mengajukan banding.
Mereka menilai hukuman terlalu berat dan dapat meruntuhkan posisi Malaysia di kancah internasional.
Di tengah kegaduhan, muncul pula tuduhan liar yang menyeret nama Indonesia sebagai pihak yang disebut-sebut melaporkan kasus ini ke FIFA.
Nama Menteri Pemuda dan Olahraga sekaligus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sempat dikaitkan karena dianggap memiliki kedekatan dengan induk organisasi sepak bola dunia itu.
Namun tudingan tersebut terbantahkan setelah bukti investigasi jelas-jelas berasal dari laporan resmi VFF, bukan dari Indonesia.
Beberapa tokoh sepak bola Malaysia ikut angkat suara.
Mantan striker Harimau Malaya, Safee Sali, misalnya, mengaku terkejut dengan beratnya sanksi.
Ia bahkan menduga ada pengaruh eksternal, termasuk keuntungan bagi Indonesia yang saat ini tengah giat membangun timnas melalui naturalisasi sah.
Kendati demikian, pernyataan itu terbantahkan oleh dokumen resmi FIFA yang menegaskan penyelidikan murni berawal dari laporan Vietnam.
Lebih jauh, FIFA menegaskan bahwa sanksi yang dijatuhkan bisa berkembang apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran tambahan.
Potensi hukuman lanjutan antara lain berupa larangan transfer pemain, pembatasan keikutsertaan dalam turnamen internasional, hingga pembatalan hasil pertandingan yang melibatkan pemain bermasalah.
Kasus ini menambah daftar hitam dalam perjalanan sepak bola Malaysia.
Alih-alih memperkuat skuad melalui strategi naturalisasi, langkah instan FAM justru berujung pada bencana besar.
Kini, pekerjaan rumah Malaysia bukan hanya membenahi struktur federasi, tetapi juga mengembalikan kepercayaan publik yang sudah terlanjur tercoreng.(*)