BPOM Ungkap Hasil Uji Kasus Keracunan Massal di Sukabumi: Makanan Terkontaminasi Dua Bakteri Berbahaya

Radar Lampung Baca Koran--
BANDARLAMPUNG – Pemerintah Kota Bandarlampung melalui Dinas Kesehatan merilis hasil uji laboratorium BPOM terkait kasus keracunan massal siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Sukabumi.
Kepala Dinas Kesehatan Bandarlampung Muhtadi A. Tumenggung menyampaikan bahwa hasil uji lab. menunjukkan adanya bakteri bacillus cereus pada sampel makanan fuyunghai yang dikonsumsi siswa.
Bakteri ini dikenal tahan panas sehingga tetap hidup meski makanan sudah dimasak dengan suhu tinggi. ’’Bacillus cereus ini dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala mual, muntah, diare, hingga sakit perut,” kata Muhtadi, Selasa (9/9).
Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga mendeteksi bakteri E. coli pada sampel air bersih yang digunakan untuk memasak. Kontaminasi diduga berasal dari resapan tinja lingkungan sekitar.
’’Kalau E. coli bukan dari makanannya, tetapi dari air bersih yang dipakai memasak,” terang Muhtadi.
Ia menegaskan temuan ini menjadi peringatan penting agar pengawasan kebersihan dapur serta kualitas air bersih diperketat. Diskes pun telah menyampaikan hasil ini dalam rapat bersama Komisi IV DPRD Bandarlampung untuk ditindaklanjuti dengan perbaikan sistem.
Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, sebelumnya menyatakan akan membentuk tim khusus untuk mengawasi distribusi makanan MBG di sekolah-sekolah. Ia meminta kepala sekolah dan guru ikut mengawasi agar makanan yang diterima siswa benar-benar aman.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni, menegaskan kejadian keracunan massal yang menimpa ratusan siswa harus menjadi evaluasi serius. Menurutnya, semua pihak, mulai dari pengawas hingga penyedia makanan, wajib memastikan standar kebersihan terpenuhi.
“Keselamatan siswa adalah prioritas utama. Harus ada SOP jelas dan pengawasan ketat di setiap proses,” tegas Asroni.
Sebelumnya Kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Provinsi Lampung. Insiden terbaru menimpa sejumlah sekolah di Kecamatan Sukabumi, termasuk SMKN 5 Bandarlampung.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung Thomas Amirico menegaskan pihaknya memberikan atensi khusus terhadap pelaksanaan program ini.
Menurutnya, keracunan yang terjadi erat kaitannya dengan peran dan profesionalisme ahli gizi di lapangan.
’’Ahli gizi harus fokus melaksanakan tugasnya dengan baik. Semua distribusi bahan baku harus dicek, dipastikan fresh dan higienis,” kata Thomas, Senin (8/9).
Ia juga menyarankan agar sayuran disiapkan di tahap akhir proses produksi agar tetap segar saat didistribusikan. Selain itu, pihak sekolah dan orang tua murid diharapkan proaktif melaporkan jika menemukan masalah pada makanan MBG.