Meneguhkan Persatuan, Menolak Perpecahan

Radar Lampung Baca Koran--
Cinta kepada Rasulullah saw tidak hanya diwujudkan dengan perayaan, tetapi terutama dengan meneladani akhlaknya. Spirit Maulid harus menumbuhkan cinta kasih, memperkuat solidaritas, serta memperkokoh ikatan kebangsaan.
Dalam konteks kehidupan modern, spirit ini bisa diwujudkan dengan sikap saling menghormati perbedaan, menghindari ujaran kebencian, serta membangun kerja sama lintas kelompok demi kebaikan bersama.
Rasulullah saw bersabda: “Seorang mukmin bagi mukmin lainnya bagaikan bangunan, yang satu bagian memperkuat bagian lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa umat yang kuat adalah umat yang bersatu, saling menopang, bukan saling melemahkan. Karena itu, apa pun yang mengarah pada perpecahan harus dilawan. Perpecahan adalah pintu kehancuran. Bangsa yang besar pun akan runtuh bila warganya tercerai-berai. Nabi Muhammad sudah mengingatkan: “Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim).
“Hadis ini memberi peringatan tegas bahwa perpecahan bukan hanya melemahkan, tetapi juga menyalahi ajaran Nabi. Maka, peringatan Maulid seharusnya menjadi sarana memperkokoh tekad untuk menolak segala bentuk perpecahan, baik karena kepentingan politik, ekonomi, maupun perbedaan pendapat keagamaan,” beber Makmur.
Makmur menyampaikan, Indonesia adalah rumah bersama yang dibangun dengan darah dan air mata para pejuang. Persatuan bangsa merupakan modal besar yang harus dijaga dengan penuh kesadaran.
Dalam suasana global yang penuh ketidakpastian, krisis ekonomi, konflik internasional, hingga perubahan sosial, bangsa ini membutuhkan energi positif dari warganya. Energi itu hanya akan lahir bila kita hidup dalam persaudaraan yang kokoh.
Meneladani Nabi berarti membangun harmoni sosial, menebar kasih sayang, dan mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok. Inilah jalan yang akan membawa bangsa menuju kedamaian dan kemajuan.
Akhirnya, perayaan Maulid Nabi hendaknya tidak berhenti pada seremoni belaka. Ia harus menjadi obor yang menerangi jalan hidup kita. Spirit Maulid adalah spirit persatuan, kebersamaan, dan kasih sayang.
“Marilah kita jadikan cinta kepada Rasulullah sebagai energi untuk menjaga kerukunan, memperkuat persaudaraan, dan menolak segala bentuk perpecahan. Dengan begitu, kita tidak hanya merayakan kelahiran beliau, tetapi juga menghidupkan ajaran dan keteladanannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya. (gie/rls/c1/yud)