Pemerintah Gencarkan Operasi Pasar di 214 Kabupaten

REKOR MURI: Penyerahan Rekor Muri atas Pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak di Lokasi Terbanyak di kantor Bulog, Selasa (2/9).--FOTO ISTIMEWA
JAKARTA - Pemerintah melalui kolaborasi erat antara Kementerian Pertanian (Kementan), Perum Bulog, dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus menggencarkan upaya stabilisasi harga pangan, khususnya beras. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan bahwa langkah-langkah strategis telah membuahkan hasil positif, terlihat dari penurunan inflasi dan stabilnya harga beras.
Setelah sebelumnya melaksanakan operasi pasar di 4.000 titik, kini fokus dialihkan ke 214 kabupaten di seluruh Indonesia. Operasi pasar besar-besaran ini merupakan tindak lanjut dari kolaborasi yang solid antar-kementerian dan Bulog. Menurut Amran, langkah ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
"Alhamdulillah, kelihatan membuahkan hasil. Kita lihat inflasi kita turun dari 2,37% menjadi 2,31%. Beras kenaikannya mulai stabil, tetapi kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus melakukan operasi pasar untuk menekan harga lagi, bila perlu sampai bulan Desember karena stok kita ada,” ujar Amran usai Rapat Koordinasi Kementerian Pertanian bersama Perum Bulog di Kantor Bulog, Selasa (2/9).
Menurut Amran, ketersediaan stok yang mencukupi menjadi modal utama. Saat ini stok beras nasional yang dikelola Bulog mencapai sekitar 4 juta ton, dengan 1,3 juta ton di antaranya siap digelontorkan untuk operasi pasar. Amran optimistis bahwa stok ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar hingga akhir tahun.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras nasional hingga Oktober telah mencapai 31,04 juta ton. Angka ini melampaui produksi sepanjang 12 bulan di tahun sebelumnya yakni sebesar 30 juta ton.
Mentan juga meluruskan isu kelangkaan beras yang beredar. Menurutnya, yang terjadi bukanlah kelangkaan, melainkan pergeseran pola distribusi. Pabrik-pabrik penggilingan padi kecil kini memainkan peran lebih besar dalam menyuplai beras ke pasar tradisional, yang sebelumnya didominasi oleh pabrik besar yang menyuplai pasar modern. Pergeseran ini justru berdampak positif, di mana omzet pasar tradisional dilaporkan meningkat.
"Beras banyak, yang dikatakan langka kalau produksi turun. Kalau ini ada pergeseran," tegasnya.