Demo DPR Ricuh, Massa Tuntut Tunjangan Wakil Rakyat Dicancel

Aksi unjuk rasa yang digelar oleh kelompok yang menamakan diri 'Revolusi Rakyat Indonesia' ricuh. foto DISWAY --
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa ribuan peserta aksi telah memadati area sekitar Gedung DPR sejak pagi hari. Mereka datang dari berbagai elemen, termasuk mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil. Aksi ini menyoroti sejumlah isu, mulai dari penolakan terhadap rancangan undang-undang tertentu, isu ketenagakerjaan, hingga tuntutan perbaikan ekonomi.
Kehadiran bendera One Piece ini memicu berbagai spekulasi dan respons, baik dari peserta demo maupun pengguna media sosial.
Beberapa peserta aksi yang membawa bendera tersebut menyatakan bahwa mereka menggunakannya sebagai simbol perlawanan dan perjuangan. Mereka menganggap bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam cerita One Piece, seperti persahabatan, kebebasan, dan perjuangan melawan ketidakadilan, relevan dengan semangat demonstrasi yang mereka lakukan.
"Kami mengibarkan bendera ini karena kami merasa perjuangan Luffy dan kawan-kawan melawan pemerintah dunia yang korup itu sama dengan perjuangan kami," ujar salah satu peserta aksi yang enggan disebutkan namanya.
"Ini adalah simbol bahwa kami tidak akan menyerah sampai keadilan ditegakkan."
Meskipun demikian, ada pula yang berpendapat bahwa penggunaan simbol budaya pop seperti ini dapat mengaburkan pesan utama dari demonstrasi.
Namun, mayoritas pantauan di lokasi menunjukkan bahwa bendera tersebut diterima dengan positif oleh para demonstran lainnya, bahkan beberapa di antaranya berfoto dengan latar belakang bendera One Piece yang berkibar.
Hingga berita ini diturunkan, aksi demo masih berlangsung dengan tertib. Aparat kepolisian terlihat berjaga ketat untuk mengamankan jalannya demonstrasi.
Aksi orasi terus bergantian disampaikan oleh perwakilan massa, sementara sebagian besar peserta terus menyuarakan tuntutan mereka melalui yel-yel dan nyanyian.
BACA JUGA:Keluarga Bayi Alesha Laporkan Oknum Dokter RSUDAM ke Polda Lampung
Kehadiran bendera One Piece menjadi salah satu cerita menarik yang mewarnai dinamika demonstrasi kali ini, menunjukkan bagaimana simbol-simbol dari budaya populer juga bisa menjadi bagian dari ekspresi politik dan sosial di ruang publik.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Puan Maharani buka suara perihal aksi demonstrasi yang digelar massa di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 25 Agustus 2025.
Puan berjanji pihaknya selalu menampung aspirasi yang datang dari masyarakat.
"Ya kami akan tetap menampung semua aspirasi, masukan dari masyarakat dan kami minta masukan dari semua masyarakat untuk membantu memperbaiki kinerja dari DPR untuk bisa sama-sama kita perbaiki dalam membangun bangsa dan negara," kata Puan saat ditemui usai menerima bintang kehormatan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 25 Agustus 2025.
Terkait adanya barikade beton di depan DPR, dia meminta pendemo saling menghormati dalam menyampaikan aspirasi.