Dongkrak Nilai Ekonomi, Percepat Hilirisasi Komoditas Pertanian

Ilustrasi kakao--FOTO ANTARA/SYIFA YULINNAS

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah tengah melakukan percepatan hilirisasi untuk semua sektor komoditas, termasuk produk pertanian atau perkebunan.

Amran menjelaskan program hilirisasi sangat penting untuk mendongkrak nilai ekonomi produk unggulan dari Indonesia. Dia pun mencontohkan besaran nilai ekonomi yang dapat diraup Indonesia dari komoditas kakao yang dapat terdongkrak hingga puluhan kali lipat.

 

 

Menurut Amran, nilai ekonomi produk kakao jika diekspor mentah ke Singapura dihargai senilai Rp26 ribu per kilogram. Namun, harga cokelat yang sudah jadi produk pangan dibanderol senilai Rp1 juta.

 

Selain kakao, Mentan juga mencontohkan komoditas lain yakni kelapa. Di mana, Indonesia kerap melakukan ekspor komoditas tersebut dalam kondisi mentah yang sempat mencapai Rp26 triliun.

 

Padahal jika komoditas kelapa masuk ke dalam program hilirisasi menjadi produk olahan, nilai ekonominya dapat terdongkrak hingga 100 kali lipat. Apabila Indonesia mengekspor kelapa tersebut dalam produk jadi seperti minyak kelapa murni atau virgin coconut oil serta coconut milk, nilainya dapat tembus hingga Rp2.600 triliun.

 

"Kita ekspor mentah, kurang lebih Rp26 triliun sekarang. Kalau kita olah, ini yang kita ekspor adalah coconut milk dengan VCO, ini 100 kali lipat," tutur Amran dalam acara Kamar Dagang dan Industri di Jakarta, Rabu (20/8) malam.

 

Menurut Amran, sudah semestinya besaran nilai ekonomi dapat dimaksimalkan di Indonesia yakni melalui proses hilirisasi. Uniknya, banyak warga Indonesia yang bangga dan mau membeli produk ke Singapura. Padahal produk tersebut berbahan dasar di negerinya sendiri. (beritasatu.com/c1)

 

Tag
Share