Wagub Lampung Jihan Nurlela Soroti 31 Ton Sampah Sekolah di Bandar Lampung, Dorong Pengelolaan Lewat Bank Samp

Wagub Lampung Jihan Nurlela meluncurkan program Bank Sampah Sekolah di Bandarlampung untuk mengajak pelajar berperan aktif dalam pengelolaan sampah.- FOTO BIRO ADPIM -

BANDARLAMPUNG – Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela menekankan pentingnya pengelolaan sampah sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat, bukan sekadar program pemerintah.

Hal ini disampaikan Jihan saat meluncurkan program Bank Sampah SMA/SMK se-Kota Bandarlampung di GSG SMAN 2 Bandarlampung, Kamis (21/8).

Menurutnya, volume sampah di Provinsi Lampung mencapai 720 ribu ton per tahun, sementara di Kota Bandar Lampung saja rata-rata 800 ton per hari. 

Dari seluruh sekolah SMA/SMK di kota ini, sampah yang dihasilkan mencapai sekitar 31 ton setiap harinya.

“Kalau sampah sekolah saja bisa dikelola dengan baik, tentu akan sangat mengurangi tumpukan di TPA. Ini tanggung jawab kita semua, bukan hanya pemerintah,” tegas Jihan.

Ia juga mengingatkan bahwa persoalan sampah plastik berdampak panjang, mulai dari pencemaran laut, kerusakan ekosistem, hingga menjadi mikroplastik yang masuk ke rantai makanan manusia.

Kepala OJK Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, menambahkan bahwa keberadaan Bank Sampah memberi tiga manfaat utama: ekonomi, pembentukan karakter, dan kesadaran lingkungan.

“Mengelola sampah tidak hanya menghasilkan nilai ekonomi, tetapi juga membentuk kedisiplinan, tanggung jawab, serta menumbuhkan kesadaran menjaga kebersihan melalui konsep 3R: reduce, reuse, recycle,” jelas Otto.

Sebagai dukungan nyata, acara tersebut juga ditandai dengan penyerahan kerja sama dan tabungan simple secara simbolis dari perbankan kepada sejumlah sekolah, di antaranya: PT BRI untuk SMAN 2 Bandar Lampung; PT BNI KC Tanjung Karang untuk SMKN 1 Bandar Lampung; PT Bank Mandiri Area Lampung untuk SMAN 9 Bandar Lampung; PT BSI Area Lampung untuk SMAN 1 Bandar Lampung; PT BPD Lampung untuk SMKN 4 Bandar Lampung.

Melalui program ini, siswa bisa menabung sampah yang sudah dipilah—seperti kertas, plastik, logam, dan kaca. Sampah tersebut ditimbang, dicatat, lalu nilainya dikonversi menjadi saldo tabungan, bahkan bisa diakses secara cashless melalui QRIS. 

Dengan hadirnya Bank Sampah Sekolah, Pemprov Lampung berharap terbangun ekosistem pendidikan berbasis lingkungan yang mampu mengurangi volume sampah sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi siswa dan sekolah.  (adpim/c1/abd)

 

Tag
Share