Ekonomi RI Ditarget Tumbuh 5,4 Persen pada 2026

Ilustrasi-- FOTO FREEPIK
JAKARTA - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Ekonom menilai ada sejumlah tantangan untuk mencapai target tersebut.
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyampaikan, tantangan pertama yakni masih tingginya ketidakpastian global, di berbagai bidang mulai dari kebijakan politik, ekonomi, moneter, dan keuangan.
"Ketidakpastian ini datang dari berbagai arah, baik dari sisi kebijakan global maupun dari negara-negara yang menentukan arah perekonomian dunia ataupun dari kondisi dunia yang memang sudah inheren berjalan selama 5 tahun ke belakang," ungkap Yose di Jakarta, Senin (18/8).
Yose berujar, sejumlah lembaga dunia juga telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan melemah pada tahun depan. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan mencapai 3,7 persen, sementara perkonomian Indonesia akan mencapai 4,8 persen pada 2026.
"Ini (ketidakpastian global) tentunya akan berpengaruh sekali kepada RAPBN kita, karena salah satu asumsi di dalam RAPBN tersebut adalah pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen, yang tentunya agak jauh dari proyeksi yang sudah disampaikan oleh berbagai lembaga dunia ini, termasuk IMF, World Bank, dan lain-lain," katanya.
Tantangan kedua, Yose menyoroti penurunan harga dan permintaan komoditas ekspor Indonesia. Dia mengungkapkan, harga dan peminat dari empat komoditas unggulan Indonesia yakni, minyak goreng dan berbagai turunannya, batu bara, nikel dan natural gas diprediksi akan berlanjut mengalami perlemahan yang cukup dalam.
"Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan harga komoditas cenderung positif. Kalau harga komoditas naik, pertumbuhan ekonomi kita juga naik. Tetapi juga kebalikannya, kalau harga komoditas turun, pertumbuhan ekonomi kita juga akan turun. Jadi ini sulit mencapai target 5,4 persen," jelasnya.