Harga Kopi di Lambar Kembali Naik

MULAI MENGGILING: Petani kopi di Lambar mulai melakukan penggilingan usai harga kopi kembali naik. -FOTO RINTO/RNN-
LIWA - Harapan kembali bertunas di lereng-lereng perkebunan kopi robusta Kabupaten Lampung Barat (Lambar).
Setelah melewati masa suram akibat anjloknya harga jual, pekan ini kabar menggembirakan datang, harga kopi robusta di tingkat petani mulai merangkak naik.
Berdasarkan data yang dihimpun dari sejumlah pemasok di beberapa kecamatan, harga tertinggi robusta kini mencapai Rp54.000 per kilogram (kg).
Angka ini terasa jauh lebih menenangkan dibandingkan situasi beberapa pekan lalu, ketika harga sempat terperosok hingga Rp42.000 per kilogram.
Kenaikan harga ini bukan sekadar angka di papan timbangan. Bagi para petani, ini adalah isyarat bahwa kerja keras mereka di tengah kebun, di bawah terik matahari maupun guyuran hujan, mulai kembali bernilai.
Banyak yang berharap tren ini terus berlanjut, bahkan mampu kembali menyentuh kisaran di atas Rp70.000 per kilogram seperti pada musim-musim lalu.
Sebelumnya, pada rentang Juni hingga awal Agustus, penurunan harga membuat sebagian besar petani memilih menahan hasil panen mereka di gudang atau lumbung.
Mereka lebih memilih menunggu momen yang tepat untuk melepas biji kopi ke pasaran, sembari mengamati pergerakan harga.
Bagi masyarakat Lampung Barat, kopi bukan sekadar komoditas dagang. Ia adalah napas ekonomi sekaligus warisan budaya yang menghidupi ribuan keluarga di wilayah ini.
Setiap kenaikan harga menjadi dorongan semangat, tak hanya untuk melunasi kebutuhan hidup, tetapi juga untuk menjaga keberlanjutan kebun yang diwariskan turun-temurun.
Kini, tatkala harga mulai menanjak, asa kembali menyala. Para petani memandang musim panen berikutnya dengan optimisme baru, berharap gelombang kenaikan harga ini bertahan, dan kopi robusta Lampung Barat kembali berjaya di pasar dalam maupun luar negeri.
Diketahui sejak Juni lalu, harga kopi robusta di Lambar dalam sepekan terakhir terus mengalami penurunan tajam. Kondisi ini membuat para petani dan pengepul kopi waswas, terlebih menjelang puncak musim panen.
“Hari ini harga tertinggi hanya Rp60 ribu per kilogram. Kalau kadar air tinggi harganya bahkan di bawah itu,” kata Selamat salah satu supplier kopi di Belalau, Senin (2/6).
Penurunan harga terjadi hampir di seluruh kecamatan sentra kopi seperti Sekincau, Batutulis, dan Belalau.