Ini Strategi SHARP Pertahankan Eksistensi Selama Lebih dari Satu Abad
SILATURAHMI: Senior Manager Atom and Sales Marketing SHARP Electronics Indonesia Abdulah Aziz didampingi Branch Manager SHARP Lampung Choirul Huda dan artis Gery Iskak –ikon Matsuri SHARP– serta jajaran saat berkunjung ke Graha Pena Lampung, Kamis (21/1-FOTO M. TEGAR MUJAHID/RADAR LAMPUNG-
BANDARLAMPUNG - Telah hadir selama 112 tahun di dunia dan 54 tahun di Indonesia, SHARP diakui menjadi yang nomor 1 di empat kategori elektronik. Yaitu kategori mesin cuci, kulkas, AC, dan LED TV.
Hal tersebut disampaikan Senior Manager Atom & Sales Marketing SHARP Electronics Indonesia Abdullah Aziz saat melakukan kunjungan ke Radar Lampung, Kamis (21/12).
Aziz menyampaikan ada beberapa strategi bisnis yang akan dilakukan SHARP dalam mempertahankan eksistensinya di tahun-tahun mendatang. Salah satunya dengan terus mengedepankan inovasi produk terbaru.
’’Di mana sekarang kita juga merambah ke notebook dan smartphone. Ini merupakan salah satu teknologi yang kita berikan sebagai bentuk apresiasi untuk mempertahankan eksistensi kita. Selain itu kita juga punya e-commerce sendiri,” tuturnya.
BACA JUGA:Tarif Tol Jawa Diskon saat Nataru, Bagaimana Tol Sumatera?
Sambung dia, disamping untuk mempertahankan eksistensi, ini juga termasuk dalam strategi SHARP untuk menjaring pelanggan di semua kalangan usia. Khususnya Gen Z, yang berusia di 25 tahun ke bawah.
“Kalau dulu, kita iklan di koran dan TV sudah cukup. Tapi sekarang Gen z tidak melalui media lagi. Contoh mereka sekarang sudah banyak yang main gadget, wifi dimana - mana. Kita mencoba untuk masuk ke circle itu,” kata dia.
Hal lain yang dilakukan SHARP, yakni dengan menggandeng komunitas gamers dalam peluncuran smartphone terbaru mereka. “Beberapa waktu yang lalu, saat launching smartphone kita juga ikut berkolaborasi dengan beberapa gamers, dimana ada kompetisi game kita Ikut disana,” tuturnya.
SHARP juga masuk lingkungan sekolah, khususnya STM melalui program SHARP Schooling. Pada program ini, siswa diberikan edukasi terkait produksi lokal untuk menciptakan inovasi baru. “Kita juga ajarkan mereka dengan magang di pabrik,” pungkasnya. (ega/c1/nca)